Seminar Nasional Relevansi dan Tantangan Komunikasi Pemberdayaan di Era Digital

HUMAS APMD, YOGYAKARTA  – (Rabu, 12/11/24) “Seminar Nasional Call for Paper : Relevansi dan Tantangan Komunikasi Pemberdayaan di Era Digital dan Launching Buku : CSR dan Pemberdayaan Masyarakat”. Diadakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi yang bertempat di Ruang M. Soetopo STPMD “APMD” Yogyakarta

Kegiatan ini menghadirkan Dr. Sutoro Eko Yunanto selaku Ketua STPMD “APMD” Yogyakarta sebagai Keynote Speaker, lalu Dr. Yulli Setyowati, M.Si., selaku Kaprodi Ilmu Komunikasi STPMD “APMD” Yogyakarta dan Prof. Dr. Widodo Muktiyo selaku Dewan Pengawas LKBN ANTARA dan Co-founder GPR Institute, keduanya sebagai pembicara. Seminar dihadiri oleh 140 peserta dari berbagai instansi dari perwakilan.

Pembukaan seminar diberi sambutan hangat oleh Dosen Ilmu Komunikasi STPMD “APMD” Yogyakarta yakni Habib Muhsin, S.Sos, M.Si yang mengatakan bahwa, Seminar Call for Paper yang diadakan dengan tema ini mengacu dengan kondisi saat ini di era distrubsi media dan teknologi yang berkembang pesat lalu berdampak pada perilaku masyarakat yang semulanya memakai media konvensional kini beralih menjadi media digital dan juga menjadi tantangan pemberdayaan”. Selanjutnya sambutan oleh Wakil Ketua I STPMD “APMD” Yogyakarta yakni Dra. Widati, Lic.rer.reg., beliau menyampaikan “Saya mewakili dengan bangga untuk kegiatan Prodi Ilmu Komunikasi yang dalam rangka Dies Natalis  STPMD “APMD” Yogyakarta ke-59, dapat mengadakan ruang penting untuk mendiskusikan tentang Relevansi dan Tantangan Komunikasi Pemberdayaan di Era Digital dan CSR dan Pemberdayaan Masyarakat, karena adanya dinamika teknologi yang cepat dapat memperkaya CSR dan strategi untuk pemberdayaan masyarakat dapat membumi di masyarakat tentunya dengan kolaborasi bersama berbagai pihak dan agar program ini menginspirasi peran komunikasi CSR dan strategi untuk pemberdayaan masyarakat”.

Pada acara inti yang pertama yakni Launching buku CSR dan Pemberdayaan Masyarakat karya Dr. Yuli Setyowati, M.Si. dan Prof. Dr. Widodo Muktiyo. Pembuatan buku ini ditujukan untuk Mahasiswa Ilmu Komunikasi STPMD “APMD” Yogyakarta sebagai bahan ajar pada mata kuliah CSR dan Komunikasi Pemberdayaan, serta tidak lupa sebagai rujukan CSR yang dapat dikembangkan untuk pemberdayaan masyarakat di Indonesia terutama di desa agar berdaya. Intisari pembahasan mengarah pada CSR dari perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab (responsibility) dan pemberdayaan untuk masyarakat dan lingkungan setempat yang bersifat berkelanjutan (sustainability) tidak hanya sementara.

Acara kedua yakni Seminar Nasional dengan tema Relevansi dan Tantangan Komunikasi Pemberdayaan di Era Digital dimoderatori oleh Tri Agus Susanto, S.Pd., M.Si., selaku Wakil Ketua III STPMD “APMD” Yogyakarta. Diawali oleh Dr. Sutoro Eko Yunanto dengan pembahasan bahwa keharusan mendudukan digital sebagai alat mempercepat dan mendukung, dikarenakan perkembangan dan segala perubahan teknologi tidak bisa ditolak persoalan positif dan negatif. Disamping itu terdapat pemberdayaan yang bisa dimaknai secara umum fasilitating (memberikan fasilitas) yang sebenarnya dikatakan dalam politik “empowerment” bukan pemberdayaan tetapi pemberkuasaan. Kita bersama dapat menggunakan media sosial dalam rangka untuk representing story telling entah untuk human achievement atau juga menghadirkan orang-orang lokal untuk advokating aspirasi atau promoting kemampuan mereka untuk pemberdayaan dengan menghadirkan kembali keunikan dan kekuatan lokal melalui cara pandangan yang instrumentalis terhadap media atau digital. Selanjutnya pemateri kedua oleh Prof. Dr. Widodo Muktiyo dengan statement bahwa Perusahaan boleh berkembang tapi masyarakat juga harus berkembang, jadi terdapat relevansi., yang sesuai dengan konsep 3P dalam CSR yakni (1) People (masyarakat, ikut menikmati); (2) Planet (Lingkungan, alam terjaga); dan (3) Profit (keuntungan, bagi perusahaan) yang tentunya tidak meninggalkan 2P sebelumnya. Peraihaan 3P tadi harus disertai dengan peran strategis komunikasi pemberdayaan sebagai oksigen dan teknologi digital sebagai supporting. Terakhir pembicara ketiga yakni Dr. Yulli Setyowati, M.Si., membicarakan mengenai posisi komunikasi di Prodi yang beliau ketuai berfokus pada komunikasi pemberdayaan dengan relevansi terhadap digital dikarenakan APMD sendiri menemui masyarakat yang tidak berani bersuara dan berkarya, jadi bagaimana dapat membuat mereka dapat menyuarakan aspirasinya dan membangun masyarakat yang mindfulness communication. Akhir kata beliau mengatakan “Tidak ada masyarakat yang tidak bisa berubah”.

Penutup keseluruhan rangkaian kegiatan berupa sesi tanya jawab bersama pemateri secara kritis dan terdapat presentasi dari para peserta yang telah mengirim karya paper di Jurnal Komunikasi Pemberdayaan dengan berbagai cakupan dan fokus diantaranya komunikasi pemberdayaan, literasi media, dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Rangkaian kegiatan ini dapat menjadi langkah untuk terus berkontribusi dalam memperkuat peran komunikasi dalam mendorong perubahan positif di masyarakat. (vv)

MAGANG MBKM PKKM ISS STPMD “APMD”  2024

HUMAS APMD, YOGYAKARTA – (Kamis, 22/08/2024) “Strategic Meeting dan Penandatangan Kerjasama Kemitraan dengan Kalurahan Panggungharjo: Magang MBKM PKKM ISS 2024”. Berlokasi di Kampoeng Mataraman, Kalurahan Panggungharjo, Bantul.

Kampus STPMD “APMD” Yogyakarta melaksanakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dengan “Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) Institutional Support System (ISS) MBKM” yang bertujuan mendukung transformasi pendidikan tinggi di seluruh program studi melaui salah satu kegiatannya yakni pengalaman kerja industri dan pembelajaran langsung di tempat kerja mitra magang. Kali ini Kalurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul terpilih menjadi lokasi kemitraan atas dasar reputasi prestasi diantaranya sebagai Award 2023 yakni medali Anubhawa Sasana Desa Jagaddita (Apresiasi atas kontribusinya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat terutama terkait dengan kemudahan investasi).

Sambutan diawali oleh Dra. Widati, Lic.rer.reg., dimulai dengan sambutan hangat dan penjelasan mengenai tujuan Magang MBKM PKKM ISS 2024 yakni untuk melatih mahasiswa internership dengan mempraktekan teori yang telah didapat, mendorong pembelajaran berbasis proyek, menambah wawasan, pengembangan diri, dan berlatih problem solving, dengan harapan program magang ini terlaksana dengan baik dan bermanfaat bagi mahasiswa, selanjutnya juga berdampak pada kampus sehingga meningkatkan relevansi kurikulum, dan bagi desa mendapat mahasiswa yang terdidik untuk membantu desa.       Adanya kemitraan ini dapat bersinergi menyumbang kemajuan bangsa. Sambutan kedua dari Lurah Panggungharjo dengan harapan yang sama, lalu menjelaskan selayang pandang Kalurahan Panggungharjo dan memberikan nasihat 4 aspek yang bisa dipelajari mahasiswa yakni “Aspek Legalitas, Aspek Kelembagaan, Aspek Operasional, dan Aspek Finansial” sebagai strategi pengelolaan desa.

Pada acara inti yakni penandatanganan MoU antara STPMD “APMD” Yogyakarta diwakili oleh Dra. MC Candra RD, M.Si., dan pihak Kalurahan Panggungharjo oleh Apt. Wahyudi Anggoro Hadi, S. Farm., dengan dilanjut penyerahan mahasiswa magang yang telah terseleksi. Mahasiswa semester 5 dari Program studi Ilmu Pemerintahan berjumlah 5 mahasiswa dan Program studi Pembangunan Sosial berjumlah 6 mahasiswa. Keseluruhan mahasiswa nantinya akan terbagi di 7 lokasi yakni, Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID), PKK Kalurahan Panggungharjo, BUMDES Panggung lestari, Desa Mandiri Budaya (DMB), Badan Pelaksana Jaring Pengaman Sosial (Bapel JPS, Klinik Konsultasi Keluarga (Klik Keluarga), dan yang terakhir yakni Koperasi Warga Desa Nusantara (KWDN).  Tentunya mahasiswa tidak akan dilepas secara mandiri, akan ada dosen pembimbing lapangan Putera Perdana, S.IP., M.I.P., dari Prodi Ilmu Pemerintahan dan AuliaWidya Sakina, S.Sos., M.A., dari Prodi Pembangunan Sosial, sebagai dosen yang akan mengarahkan dan menjembatani antara mahasiswa dan mitra. Acara ini diakhiri dengan perkenalan tiap mahasiswa dan berbincang mengenai gambaran magang.(vv)

KUNJUNGAN KEGIATAN SIKLUS DESA KE 7 KALURAHAN

HUMAS APMD, YOGYAKARTA (Kamis,01/08/24) STPMD “APMD” melalui kegiatan siklus desa di hari ke-2 kali ini melakukan kunjungan ke 7 kalurahan di DIY Lokasi kunjungan kali ini berada di Kapanewon Banguntapan yang terdiri dari Kalurahan Baguntapan, Kalurahan Baturetno, Kalurahan Jagalan, Kalurahan Jambidan, Kalurahan Potorono, Kalurahan Singosaren serta di Kapanewon Depok yakni Kalurahan Condongcatur. Terakhir, dihari ketiga baru dilaksanakan pleno dan presentasi 7 kelompok yang ditiap kelompok terdiri dari 28 anggota, presentasi mengenai hasil kunjungan dimasing-masing lokasi dan terdapat luaran tugas pembuatan video kreatif yang bertopik kegiatan siklus desa. Para mahasiswa berasal dari keempat program studi S1 dan D3 yakni untuk program studi S1 terdiri dari Ilmu Pemerintahan, Ilmu Komunikasi, dan Pembangunan Sosial serta untuk program studi D3 yakni Pembangunan Masyarakat Desa. Peserta mahasiswa bahkan tidak hanya dari angakatan 2022, melainkan juga angkatan 2020 dan 2021.

Mengenai apa saja yang diperoleh para mahasiswa terhadap korelasi antara teori dihari pertama dan praktik dihari kedua kemudian dipaparkan dalam presentasi dihari ketiga. Presentasi dari ketujuh kelompok yang diwakili 3 orang secara garis besar membahas apa saja pengalaman dan pemahaman yang mereka peroleh dari desa tersebut. Terdapat kelompok yang fokus membahas tentang Laporan Pelaksanaan Pemerintaahan Desa terkait yang berisi bagaimana proses pelaporan kepala desa mengenai kinerja, pencapaian, dan tantangan selama satu periode berjalan dipemerintahan desa tersebut. Kemudian, membahas Produk Hukum dan Regulasi yang ada didesa tersebut seperti proses pembuatan regulasi desa dan produk hukum/peraturan kalurahan. Selanjutnya mengenai Pengelolaan Keuangan Desa yang berisikan siklus perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan didesa lokasi kunjungan. Setelah sesi pemaparan laporan dari teman-teman mahasiswa juga dibuka sesi diskusi tanya jawab secara kritis mengenai kondisi dan kaitan dengan pelaporan masing-masing desa tersebut.

Tidak lupa setelah sesi ini diakhiri oleh penutupan oleh Wakil Ketua III bagian kemahasiswaan STPMD “APMD” Yogyakarta yakni Tri Agus Susanto, S.Pd, M.Si., beliau mengatakan “program Pelatihan Siklus Desa ini akan memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai desa, dan perlu bangga bahwa hanya di “APMD” yang memiliki program seperti ini, mungkin ditahun depan bisa ditingkatkan berupa “kemah desa” didesa tertentu, belajar disana dengan dosen dan aparat yang datang kedesa, tetapi untuk tahun ini cukup bagus, nampak segar karena mahasiswa dengan penuh kreatifitas mengemas kegiatan ini dengan dokkumenatsi foto dan video kreatif, tentunya akan ada evaluasi dan ditinggkatkan diprogram pelatihan siklus desa selanjutnya”. Secara keseluruhan, program ini  memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam menghubungkan teori dengan praktik nyata, meningkatkan keterampilan analitis dan kemampuan berpikir kritis, kerjasama antar mahasiswa dari program studi lain, serta memperkuat semangat bidang pemerintahan dan desa. (vv)

SOSIALISASI 4 PILAR MPR-RI

HUMAS APMD, YOGYAKARTA – (Rabu, 19/06/2024) “Sosialiasi Empat Pilar MPR RI Bersama Korps Mahasiswa Ilmu Pemerintahan STPMD “APMD” Yogyakarta : Memperkokoh Pilar Persatuan Bangsa!”. Bertempat di Balroom Eastparc Hotel Yogyakarta

Sosialisasi Empat Pilar MPR RI merupakan program Majelis Permusyawaratan Rakyat bagian dari tugas dan kewajiban anggota MPR RI dan menyesuaikan wilayah daerah pemilihnya, untuk memasyarakatkan empat pilar MPR RI dan berlandaskan hukum Undang-Undang No. 17 Tahun 2014, Tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD Pasal 5 huruf a dan b, Pasal 11 huruf c yang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.13 Tahun 2013 sebagai perubahan ketiga. Hal ini bertujuan mengenalkan dan mengedukasi masyarakat mengenai empat pilar kebangsaan yang menjadi landasan negara kita berdiri. Pada kesempatan kali ini MPR RI bekerja sama dengan KOMAP STPMD “APMD Yogyakarta dalam penyelenggaran sosialisasi kali ini. 

Sambutan disampaikan oleh Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si., selaku Kepala Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta,  beliau menyampaikan “Meradikalisasi pancasila dalam arti berfikir sampai ke akar-akarnya, dengan adanya sosialisasi ini kita akan membicarakan esensi kehidupan yang terkandung dalam Empat Pilar tersebut. Ada 1 kalimat yang bisa mengkristalisasi makna Empat Pilar yakni meredeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur”. Selanjutnya sambutan kedua disampaikan oleh H. Abidin Fikri, S.H., M.H., yaitu “Realisasi pelaksanaan sosialisasi ini dikarenakan tidak hanya amandemen saja yang disosialisasikan tetapi Empat Pilar yang mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhineka Tunggal Ika juga dilaksanakan”.

Pemaparan materi dilakukan oleh keempat anggota MPR RI yang masing-masing mewakili satu pilar kebangsaan dan dimoderatori oleh Tri Agus Susanto, S.Pd, M.Si., selaku Wakil III STPMD “APMD” Yogyakarta. Urutan pemateri yang pertama H. Abidin Fikri, S.H., M.H., mewakili daerah pemilihan Jawa Timur IX; Kedua, Hj. Saniatul Lativa, S.E., M.M., mewakili daerah pemilihan Jambi; Ketiga, Saadiah Uluputty, S.T., mewakili daerah pemilihan Maluku; dan yang terakhir yaitu Ir. H. Darmansyah Husein, mewakili daerah pemilihan Kepulauan Bangka Belitung. Sosialisasi ini dihadiri tidak hanya kalangan Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan saja, melainkan Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Dosen bahkan juga ada mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya.

Apa inti dari pembahasan Sosialisasi ini?, Penamaan Pilar berarti tiang, penguat, dasar, yang pokok, atau induk. Setiap pilar memiliki fungsi, dan konteks yang berbeda. Keempat pilar ini harus dijadikan keyakinan bahwa inilah yang menjadi prinsip-prinsip moral ke Indonesiaan yang akan menuntun capaian perikehidupan. Pancasila dapat dikatakan sebagai dasar, pandangan hidup, ideologi negara, ligatur (pemersatu) dalam perikehidupan kebangsaan dan kenegaraan, dan sumber dari segala sumber hukum. Selanjutnya, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konsensus yang utamanya mengenai tujuan dan cita-cita bersama, the rule of law sebagai landasan penyelenggaraan negara, serta bentuk institusi dan prosedur ketatanegaraan. Kemudian, NKRI sebagai bentuk negara kesatuan, dalam perjalananya dikelola secara “bergotong-royong” dalam ungkapan Mohamad Hatta, dan Muhammad Yamin memaknai dapat dilangsungkan lewat prinsip dekonsentrasi dan desentralisasi (AB Kusuma, 2004), dan yang terakhir, Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara “unity in diversity, diversity in unity”, menerima dan memberi ruang hidup bagi aneka perbedaan, seperi perihal agama/keyakinan, budaya dan bahasa daerah, serta unit-unit politik tertentu sebagai warisan tradisi budaya.

Menariknya terdapat ajuan pertanyaan dari salah satu mahasiswa yang mengatakan “Memang sejalannya Empat Pilar ini akan melangsungkan kehidupan berbangsa ini sesuai kesepakatan awal, tetapi mengapa pada perjalannanya terdapat intervensi negara yang tidak berlaku adil dan dirasa mengekspoitasi daerah kami di Maluku”, pertanyaan ini kemudian ditanggapi oleh Saadiah Uluputty, S.T., dan beliaupun berasal dari Kabupaten Maluku Tengah. Beliau mengungkapkan “Apakah kita harus merdeka lagi untuk meminta kesejahteraan, apakah negara sudah berilaku adil terhadap semua daerah?, jika negara tidak bisa memenuhi hal tersebut jangan harap akan ada persatuan, siapa yang paling melanggar Pancasila? Kami para mahasiswa atau pejabat, maka dari itu salah satu tugas MPR RI ialah berbicara mengingatkan, karena negara kita bisa saja tidak berbentuk NKRI lagi karena semua akan merdeka, jadi kita harus menghayati dan kita jaga”.

Kesan pada sosialisasi Empat Pilar MPR RI memberikan pemahaman mendalam makna kemerdekaan, persatuan, kedaulatan, keadilan, dan kesejahteraan untuk Memperkokoh Pilar Persatuan Bangsa.(vv)

FASILITASI PEMADANAN DATA DOSEN DI SISTER

HUMAS APMD, YOGYAKARTA – (Rabu, 29/05/2024) Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta mengadakan Fasilitasi Pemadanan Data Dosen di SISTER yang berlangsung di ruangan M. Soetopo pada tanggal 29 Mei 2024. Kegiatan di Kampus Sarjana Rakyat ini merupakan sebuah kegiatan mengenai fasilitasi pemadanan data kembali untuk menyelaraskan data yang ditujukkan kepada dosen pada aplikasi SISTER (Sistem Informasi Sumber Daya Terintegrasi) yang merupakan program dari Kemenristekdikti dan dirilis oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti.

SISTER sendiri  berisi profil dosen, portofolio, berbagai data riwayat pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang nantinya dapat digunakan untuk perencanaan pengembangan kompetensi dan karir pada setiap dosen dengan status NIDN (dosen tetap) dan NIDK (dosen kontrak) serta bertujuan mempermudah layanan pendidikan di Indonesia. Hal ini dilaksanakan karena mengingat arahan pusat dari Kementrian  Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang mendapatkan temuan bahwa terdapat data dosen pada akun SISTER yang tidak selaras dengan data yang ada pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), KTP dan Ijazah pendidikan.

Setiap Perguruan Tinggi Swasta termasuk STPMD “APMD” Yogyakarta yang dibawah naungan LLDIKTI Wilyah V  dihimbau dan diwajibkan untuk melaksanakan Fasilitasi Pemadanan Data Dosen di SISTER yang diinfokan melalui bagian SDM kampus. Dilaksanakannya kegiatan ini guna keserempakan pengecekan data dosen pada akun SISTER masing-masing, jika masih terdapat kesalahan data sesuai KTP, ijazah pendidikan dan yang tercatat Dukcapil, seperti kesalahan pada nama, tempat tanggal lahir, NIK, nama ibu untuk segera dibetulkan sesuai data yang benar. Antara Data harus sesuai untuk kedepannya dilakukan verivikasi. Staff SDM mengatakan “jika tidak selaras pada data  bapak/ibu dosen nantinya akan berpengaruh  pada karir dan jabatan, bahkan berpengaruh terhadap akreditasi kampus kita dan akreditasi program studi terkait”.

Kegiatan ini dihadiri oleh 48 dosen Kampus STPMD “APMD” Yogyakarta, lalu 2 dari staff bagian SDM dan berlangsungnya kegiatan ini  diberi sambutan oleh Wakil Ketua I Dra. Widati, Lic.rer.reg. Terlihat antusiasme para dosen yang mendegarkan penjelasan dengan seksama lalu mempraktekan arahan, karena sebelumnya sudah dihimbau untuk wajib hadir dan membawa laptop, juga diantaranya mengajukkan beberapa pertanyaan terkait program tersebut dan cara mengubah data untuk penyelarasan. Terdapat dosen yang sudah berhasil verivikasi yang artinya data sudah sesuai dan sebagian juga ada yang masih memiliki kendala dan proses penyelarasan dilanjutkan kembali setelah acara ini selesai oleh masing-masing dosen.

MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM MEDIASI HUMAS LEWAT PELATIHAN KEHUMASAN IMAKO DAN SERUNYA BUKA BERSAMA

HUMAS APMD, YOGYAKARTA Selasa 19 Maret 2024 pukul 14.30 WIB kemarin, bertempat di ruang M.Soetopo, Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (IMaKo) STPMD “APMD” mengadakan Pelatihan Kehumasan sekaligus dibarengi buka bersama, 37 peserta terlibat didalamnya dengan narasumber Ibu Dr. Yuli Setyowati, M.Si. ketua program studi Ilmu Komunikasi dan Iyus Niar Repani S., S. I.Kom sebagai alumni program studi Ilmu Komunikasi STPMD “APMD”.

Hubungan Masyarakat (Humas) adalah garda terdepan bagi sebuah institusi/organisasi. Humas bertugas menjaga kepercayaan masyarakat luas. Dari tema yang diangkat adalah “Komunikasi Efektif untuk Menangani Konflik dalam Mediasi Humas”. Dengan mengusung tema ini diharapkan dapat memberikan pengertian dan solusi bagaimana mengatasi konflik di dalam organisasi/instansi dengan sudut pandang humas. Humas bisa sebagai pelaku juga bisa sebagai kegiatan yang hubungannya dengan publik atau masyarakat, humas juga sebagai unsur yang sangat penting berhubungan dengan internal dan eksternal dalam membangun relasi yang positif.

Dari pandangan Ibu Dr. Yuli Setyowati, M.Si., ada beberapa cara untuk komunikasi efektif lewat mediasi humas yaitu: membangun narasi positif, memanfaatkan sumber daya yang ada, memanfaatkan media sosial, membangun komunikasi dengan stakeholder terkait. “Dalam situasi konflik humas harus membangun komunikasi yang simple untuk tetap mendapat kepercayaan dan dukungan publik.” Tambahnya.

Praktisi humas Iyus Niar Repani S. S.I.Kom., alumni sekaligus seorang yang berpengalaman dalam bidang kehumasan dari kuliah sampai dalam bidang pekerjaan, membahas terkait humas di organisasi. Peserta diajak untuk berdiskusi apa yang menjadi konflik dalam organisasi kemudian mencari solusi yang tepat untuk mengatasi konflik. Humas juga bertanggungjawab untuk publikasi atau penyebaran informasi ke khalayak luas. Sama dengan di lembaga/instansi, tetapi ranahnya lebih luas. “Menjadi seorang yang bekerja di bidang humas memiliki banyak tantangan terutama dalam menyikapi pandangan beberapa orang, humas akan selalu bersikap netral sehingga tidak jarang humas banyak tidak disukai orang.” Katanya.

Pelatihan Kehumasan ini juga mendapat dukungan penuh dari Wakil Ketua III STPMD “APMD” yaitu bapak Tri Agus Susanto, S.Pd., M.Si. juga para dosen prodi Ilmu Komunikasi. Dari pukul 14.30 – 17.53 WIB pelatihan berlangsung dengan lancar. Walaupun terbilang cukup lama, tetapi sebagai gong yaitu adanya buka puasa bersama membuat suasana begitu meriah dan seru. Diharapkan banyak hal didapat dari acara tersebut. (Gsn)

WORKSHOP PENYUSUNAN BUKU AJAR

HUMAS APMD, YOGYAKARTA (Kamis, 07/03) Sekolah Tinggi Masyarakat Desa “APMD” melaksanakan Workshop Penyusunan Buku Ajar kepada para dosen STPMD “APMD” yang berlangsung di ruangan M. Soetopo pada tanggal 7 maret 2024. Buku ajar merupakan buku yang berguna untuk proses belajar mahasiswa yang akan dimuat atau disusun dalam RPS atau bisa di sebut sebagai buku pokok untuk mahasiswa yang mengambil matakuliah tersebut.

Dalam arahan ketua STPMD “APMD” mengatakan bahwa “rencana penyusunan buku ajar sudah lama  ide dasarnya, yang di usulkan oleh Prodi ILKOM. Mempelajari ini mempunyai dua sisi yakni hak privat sekaligus kewajiban publik. Mengandung esensi (melayani orang lain dan memudahkan mahasiswa dalam belajar) buku yang menyampaikan sejumlah keyword yang relevan dengan matkul dan diberikan ilustrasi. dan tatalaksana (mematuhi norma yang ada dalam rangka melayani diri sendiri). Buku ajar merangsang rasa ingin tahu mahasiswa. Buku ajar juga membekali para dosen untuk personal branding”.

Inti dalam workshop ini ialah penyampaian bagaimana cara pembuatan buku ajar, standar buku ajar versi dikti, serta sharing dan tanya jawab. Peserta dalam workshop ini adalah dosen STPMD “APMD” yang berjumlah 50 orang. Tujuan dari workhop penyusunan buku ajar adalah supaya para dosen bisa mengetahui cara menyusun buku ajar sesuai dengan format Dikti.

Dra. Widati mengatakan “sesuai dengan arahan ketua APMD Bpk. Sutoro Eko yang mengatakan bahwa hak privat dan kewajiban publik yang artinya hak privat untuk dosen mencangkup kenaikan pangkat, jabatan fungsional, BKD. Kalo kewajiban publik itu terhadap mahasiswa untuk memberikan ilmunya sesuai dengan rancangan semester.” “setiap dosen pasti mengampu matakuliah harusnya setiap matakuliah ada buku ajarnya secara ideal”. (Arviani)

STPMD “APMD” MEWISUDAKAN 114 MAHASISWA

HUMAS APMD, YOGYAKARTA – (Kamis, 07/03) Pencapaian terbesar mahasiswa yang menempuh pendidikan sarjana di suatu perguruan tinggi adalah dengan menyelesaikan pendidikan yang akan dirayakan secara resmi di kampus dinamai dengan wisuda. Pada hari Kamis 7 Maret 2024 STPMD “APMD” dengan gembira melaksanakan wisuda kepada para lulusan yang telah menyelesaikan pendidikannya. Pada hari kebahagiaan ini para wisudawan dengan bangga dan penuh haru membawa keluarga dan orang tua untuk menyaksikan upacara wisuda.

Lulusan terbaik Prodi Ilmu Komunikasi Kresensia Risna Efrieno, S.Ikom sebagai perwakilan wisudawan menyampaikan “Terimakasih atas bapak ibu dosen yang segenap hati telah mendidik kami dan mohon maaf atas sikap dan perbuatan yang tidak menyenangkan selama berdinamika di kampus tercinta. “Adapun harapan kami untuk kampus tercinta kampus ini tetap menjadi perguruan tinggi yang membanggakan dan terus memuliakan desa serta mampu memberikan pendidikan yang baik kepada siapapun yang mau belajar dan kuliah di kampus ini, sehingga mampu melahirkan pemimpin muda yang berkonsentrasi pada Pembangunan dan pemberdayaan.” Lanjutnya.

Selain rektorat upacara wisuda APMD dihadiri oleh para dosen STPMD “APMD”, Ketua KAPEMADA, Ketua Pembina Yayasan pendidikan 17 Yogyakarta, orang tua/wali para wisudawan.

Dalam sambutan sekaligus nasihat dari ketua KAPEMADA Bapak Syarief Aryfaid, S.IP, M.I.P mengatakan “saya dan segenap alumni mengucapkan selamat kepada teman-teman yang wisuda pada hari ini. Dalam ikrar yang telah diucapkan saya meengaskan pada poin empat yang dimana posisi kita pada hari ini sangat berbeda apabila terjun ke masyarakat. Dunia persilatan desa saat ini penuh dengan kompetisi, alumni APMD harus mampu menjadi pemenang kecil di desa atau daerah masing-masing sehingga bisa mendorong ataupun mentransformasi sekecil apapun dan itu menjadi tantagan masa kini. Karena transisi kekuasaan pada saat ini berkaitan dengan demokrasi soal bagaimana perubahan tesis dalam memperoleh dan berkuasa dalam kekuasaan.” “pentingnya terjalin silahturami terhadap sesama alumni yakni apabila ada perekrutan penyelenggara pemilu, BUMN, BUMD ataupun yang lainnya maka alumni menjadi bagian dalam proses katalisator, penting saling mengtriger dan menginfluence. Maka penting pembuatan grup alumni dimanapun kita berada sehingga didalamnya bisa disampaikan informasi penting apapun, dan mari kita saling berproses dan mensuport satu sama lain.” sambungnya.

Ketua STPMD “APMD” Sutoro Eko Yunanto menyampaikan wejangan dan pesan terhadap para wisudawan “para sarjana adalah orang yang terpilih dari rakyat jelata yang jadi teladan karena memiliki kebajikan (baik dan benar). Kebaikan soal nilai dan moral kalo kebenaran soal nalar dan norma, kalo saudara-saudara tidak bisa menjadi orang baik dan benar maka jangan jadi orang benar tapi buruk tapi jadilah orang baik meskipun salah. Jangan sampai kita menggunakan kebenaran untuk mengkritik kebaikan lebih baik menggunakan kebaikan untuk kebenaran karena melekat pada sifat sosok sarjana.” “Selamat untuk kepada para wisudawan dan selamat mengarungi samudra yang luas dan tantangan masyarakat yang lebih luas, tidak hanya berteman yang saling toleran tetapi saling menyatu, dan mensupport”

Yayasan pengembangan pendidikan 17 Yogyakarta di ketuai oleh Pembina Yayasan Drs. Surmajono, M.Si mengatakan “acara wisuda ditandai dengan symbol antara lain memindahkan kuncir dari kiri ke kenan ini ada maknanya. ini semua harus kita renungkan saudara sudah dianggap cukup yang dibekali dari dosen  kuliah sampai memindahkan kuncir ke kanan penuh dengan dinamika kehidupan di masyarakat kita. Oleh karena itu saudara harus memulai mampu bersenyawa untuk perubahan masyarakat desa di Indonesia. Anda harus mampu berkontribusi sesuai bidang kalian untuk perubahan. Harus mampu mengembangkan inisiatif kritifitas untuk membangun perubahan dalam rangka tranformasi didesa dan daerah. Terakhir mampu membangun membakar masyarakat yang parsitipatif. Ini adalah ciri alumni yang harus dilakukan wisudawan semua. saya harap saat wisudawan pulang ke daerah masing-masing dan ajak adik-adik untuk berkontribusi dalam kampus APMD”

Selamat dan sukses kepada para wisudawan  yang telah berjuang menyelesaikan pendidikannya di STPMD APMD, semoga ilmu yang telah di bekali dapat dimanfaatkan di masyarakat sekitar maupun daerah. (Arviani/nia)

PENDAMPINGAN RAKYAT UNTUK MERASAKAN DENYUT KEHIDUPAN (Penandatanganan MoU STPMD “APMD” Dengan Yayasan Sheep Indonesia)

HUMAS APMD, YOGYAKARTA (4/3) Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” melaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Yayasan Sheep Indonesia dalam bidang Tri Darma. Dalam acara ini dihadiri oleh Ketua STPMD “APMD” Yogyakarta, Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si, Wakil Ketua I (Bidang Manajemen Pendidikan, Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat) Dra. Widati, Lic. Rer.Reg serta Pengurus Prodi Ilmu Pemerintahan, Pembangunan Sosial, Pembangunan Masyarakat Desa dan Prodi Pascasarjana Ilmu Pemerintahan. Dari pihak Yayasan Sheep Indonesia hadir Andreas Subiyono sebagai Ketua Dewan Pengurus Yayasan Sheep Indonesia, Kristina Koordinator Komisi Perubahan Iklim dan Deta Bidang Kerjasama.

Dalam sambutan Ketua STPMD “APMD” Yogyakarta menegaskan bahwa kegiatan  mendampingi warga merupakan hal yang paling mendasar untuk bisa merasakan denyut kehidupan. Lembaga Sosial Kemasyarakatan (LSM) atau NGO semestinya tetap pada semangat keberpihakan kepada rakyat, maka gerakan pengetahuan sebaiknya di lakukan bersama.

Andreas Subiyono sebagai Ketua Dewan Pengurus Yayasan Sheep Indonesia mengungkapkan bahwa LSM membutuhkan kemitraan dengan pihak-pihak lain secara khusus Perguruan Tinggi. Ini berkorelasi dengan tantangan yang dihadapi Yayasan Sheep Indonesia di lapangan. Kami menemukan permasalahan yang ada di masyarakat adalah pertama belum adanya analisis tentang leadership untuk mempengaruhi perubahan sosial sehingga menciptakan model leadership yang bervalue dari kesadaran kritis menjadi kesadaran kolektif, Kedua lunturnya trust dengan warga yang dihancurkan oleh perubahan, dan Ketiga Legitimasi (legal formal) lebih ke hubungan institusional. Diperparah dengan dominasi akses baik di bidang ekonomi, sosial, dan politik. Maka Kerjasama Antara Yayasan Sheep Indonesia dengan STPMD ”APMD” menjadi pintu untuk menghadapi tantangan perubahan yang berpihak kepada rakyat.

Dalam moment ini, selain proses penandatanganan MoU dengan STPMD “APMD” Yogyakarta juga disertai dengan Proses Penandantangan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) antara Yayasan Sheep Indonesia dengan Program Studi Ilmu Pemerintahan STPMD “APMD” Yogyakarta dalam bidang 1) Review Raperda Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pemberdayaan Petani Kabupaten Sabu Raijua 2023; 2) Kajian Kebijakan Pembangunan dan Tata Ruang Tingkat Nasional; 3) Kajian Kebijakan Pembangunan dan Tata Ruang Provinsi DIY, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sumatera Barat. Dalam hal ini Prodi Ilmu Pemerintahan di pimpin oleh Ka. Prodi Dr. Rijel Samaloisa dan dari pihak Yayasan Sheep Indonesia oleh Kristina Koordinator Komisi Perubahan Iklim.

Kerjasama ini menjadi awal untuk berbagai kegiatan lainnya yang terus dibangun antara STPMD “APMD” Yogyakarta dengan Yayasan Sheep Indonesia untuk terus bergerak mendampingi Rakyat. (lius)

Workshop Pamong Kalurahan DIY

HUMAS APMD, YOGYAKARTA – (kamis, 29/02) Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” bermitra dengan P3M untuk mengadakan workshop Pamong Kalurahan Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjadi PIC acara ini adalah Pak Minardi di laksanakan pada kamis 29 ferbruari 2024 di ruangan M. Soetopo STPMD “APMD”. Dalam pembukaan ketua STPMD “APMD” mengatakan bahwa “Kita bekerja bukan berdasarkan hukum tapi bekerja atas dasar kemakmuran dan kehendak orang banyak”. Kegiatan ini dihadirkan oleh perwakilan dari 20 kalurahan yang telah bekerja sama dengan pihak kampus APMD, dalam kegiatan ini di lakukan seperti sharing dan diskusi terkait permasalahan dan kendala dalam pembuatan peraturan desa/kalurahan.

Pak Minardi selaku PIC dari workshop ini menyampaikan “Workshop ini diadakan untuk memperat silaturahmi terhadap kerja sama antara kampus dengan desa atau kalurahan yang ada di DIY, karena kita mengetahui bahwa selama ini kampus APMD telah dibantu banyak oleh kalurahan khususnya mahasiswa misalnya seperti penelitian para mahasiswa, dosen-dosen juga pengabdian dikalurahan dan melakukan penelitian di Kalurahan”.

“Kalurahan juga memberikan kepercayaan terhadap APMD tentang tes kualitas Perangkat. Jadi salah satu unit pelaksana tes perangkat perguruan tinggi di Yogyakarta yang namanya masih harum dan dipercaya di desa yang ada di DIY salah satunya STPMD APMD” Sambungnya.

Perwakilan dari Kalurahan Condongcatur Sleman Retna Ningsih sebagai dukuh mengatakan “yang kami dapatkan karena tentang penyusunan peraturan desa sebenarnya itu dominannya carik akan tetapi kami nanti kena imbasnya ketika peraturan desa sudah ada maka kami akan melaksanakannya dan itu menambah wawasan kami untuk proses, sanksi dan lain sebagainya yang bisa dilaksanakan ketika itu adalah peraturan desa”. “Dari diskusi yang ada terkait permasalahan dan solusi yang telah di bicarakan ada kemungkinan di implementasikan di kalurahan condongcatur karena disana menurut saya seperti Indonesia mini karena ada banyak kampus yang ada di kapenewon sekitar kurang lebih 25 kampus, nah disana penduduknya lumayan banyak maka permasalahannya juga akan semakin banyak mulai dari sampah, sanitasi yang cukup mengganggu apabila tidak secepatnya diselesaikan. Dari permasalahan tersebut dapat di atur dalam perdes terkait rencana kerja pemerintah, anggaran pemerintah dan lain sebagainya. Karena di kapenewon Depok lebih dominan mahasiswa ada kemungkinan saat pembuatan perdes mahasiswa di ikut sertakan misal dalam peraturan pemondokan karena di perda juga sudah ada jadi bisa di turunkan di perdes untuk yang lokal” lanjutnya.

Menurut Vina dari kalurahan Balirejo “tentang pembahasan regulasi tadi bisa menjadi dasar yang memperkuat kami dalam pembuatan peraturan desa/kalurahan. Diskusi dan hasil yang telah di laksanakan ada kemungkinan bisa di implementasikan di kalurahan apabila permasalahannya sama dan harus melihat kondisi yang terjadi di kalurahan dan berdiskusi dengan masyarakat juga”. (Arviani)

Open chat
Selamat datang dikampus STPMD "APMD".

Kami dari Penerimaan Mahasiswa Baru siap melayani.

Apakah ada yang bisa kami bantu?