Transformasi Desa Dalam Mewujudkan Kesejahteraan dan KedaulatanRakyat

Yogyakarta, 15 Maret 2025. Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) “APMD” bekerjasama dengan Ikatan
Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) dan The Indonesian Power for Democracy (IPD),
menyelenggarakan Kuliah Umum dan Buka Puasa Bersama dengan topik:
“Transformasi Desa Dalam Mewujudkan Kesejahteraan dan Kedaulatan Rakyat”. Kuliah
umum ini berangkat dari kenyataan bahwa Desa telah mengalami transformasi di
bawah UU No.6 Tahun 2014 yang kemudian di revisi menjadi UU No.3 Tahun 2024.
Namun, transformasi tersebut belum sepenuhnya menghantarkan desa ke pintu
gerbang kedaulatan dan kesejahteraan rakyat. Terdapat banyak kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah pusat yang mengebiri kedaulatan dan kesejahteraan rakyat,
seperti kebijakan penggunaan dana desa untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT),
Stunting dan sebagainya, yang membuat desa menjadi kurang berwenang dalam
mengatur dan mengurus dirinya sendiri

Kuliah umum ini menghadirkan pidato pembukaan dari Ketua Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Dr. Sutoro Eko Yunanto yang
menyampaikan materi terkait: “Transformasi Kemandirian Dan Kedaulatan Desa”.
Dr. Sutoro Eko menyampaikan dua cara pandang dalam memandang desa yang
saling kontradiksi. Pertama, cara pandang esensialisme yang memandang desa
sebagai situs keaslian bagi negara bangsa-modern. Sebagai situs keaslian, desa
menyimpan dan memberi nilai-nilai yang merupakan tradisi agung untuk
memberikan inspirasi dalam pembentukan negara-bangsa. Esensialisme
memandang desa memberi nilai dan kultur yang akan membentuk sikap politik, baik
para pemimpin maupun masyarakat dalam memandang dunia maupun
memandang negara bangsa modern yang dibentuk. Selain itu, cara pandang yang
kedua adalah modernisme yang memandang desa sebagai situs yang kolot, jadul,
kuno, miskin, bodoh dan terbelakang. Akibatnya desa terus menerus digempur
dengan modernisasi dan pembangunan-pembangunan yang diklaim membawa
pertumbuhan dan kemajuan bagi desa. Realitasnya, desa diperkosa, diperalat dan
diseret menjadi semakin tidak berdaya dan berdaulat atas dirinya sendiri. Sutoro
juga menyampaikan kegagalan negara memberdayakan dan memajukan desa
karena birokratisasi dan teknokratisasi yang begitu rigid mengepung desa dengan
berbagai macam program lintas sektoral yang membatasi kewenangan pemerintah
desa. Ketika pemerintah desa gagal menjalankan program, desa dituding tidak
punya kapasitas, SDM rendah dan sebagainya. Negara membangun sambil
merusak, memajukan sambil melemahkan desa. Inilah yang saya sebut sebagai
kontradiksi,” katanya.

Ketua Presidium Ikatan Sarjana Katolik Indonesia Luky Agung Yusgiantoro,
B.Sc,.M.Sc,.Ph.D yang menyampaikan pidato pembukaan dengan materi: “Kontribusi
dan Partisipasi Sarjana Katolik Dalam Memperkuat Kedaulatan dan Kemandirian
Desa” diwakilkan oleh Sekjen ISKA Dr. Ch. Arie Sulistiono. Dr. Ch. Arie Sulistiono
mengatakan bahwa desa merupakan pintu gerbang untuk mencapai kedaulatan
dan kesejahteraan negara. Kalau desa tidak berdaulat dan tidak sejahtera, maka itu
juga menjadi ukuran negara. Negara melalui pemerintah, mesti terus didorong untuk
meningkatkan keberpihakan terhadap desa, terutama untuk memperkuat
kewenangan dan kemandirian desa. Karena itu, dia menyambut baik kegiatan
kolaborasi bersama STPMD ‘APMD’ untuk mengupayakan desa yang lebih
berdaulat dan bermartabat. Sebagai bentuk keterlibatan orang Katolik dalam
pembangunan negara, kata dia, ISKA berkomitmen memperkuat desa, karena
ketika desa kuat negara akan maju dan berkembang. “Tidak akan ada negara maju
dan berkembang kalau desanya belum adil, makmur dan sejahtera,” ungkapnya.
Ketua Umum ISKA melalui Sekjen ISKA Dr. Ch. Arie Sulistiono juga menyampaikan
bahwa ISKA menyetujui kerjasama lanjutan dalam bentuk penerbitan buku Kajian
tentang Desa.

Setelah Pidato pembukaan dilanjutkan dengan sesi kuliah umum yang diisi oleh
Prof. Dr. Purwo Santoso, M.A dari Fisipol UGM dengan materi: Kedaulatan dan
Kesejahteraan Rakyat Untuk Siapa? Prof Dr. Purwo Santoso, M.A mengatakan
bahwa kita selalu keliru dalam memandang bahwa pembangunan desa seakanakan merupakan jerih payah pemerintah pusat, tidak dipahami bahwa
pembangunan merupakan bagian dari jerih payah rakyat yang diorkestari oleh
pemerintah. Dengan cara pandang ini, kita pun melihat bahwa kedaulatan dan
kesejahteraan rakyat merupakan jerih payah pemerintah bukan jerih payah rakyat.
Karena kedaulatan dan kesejahteraan dianggap sebagai usaha pemerintah dalam
mewujudkannya, maka rakyat sering sekali dijadikan obyek. Rakyat tidak menjadi
berdaulat, karena sering dijadikan proyek pemerintah.

Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Otonimi Daerah (KPPOD) Herman N.
Suparman yang menyampaikan materi: “Transformasi Desa Menghadapi
Perubahan Kebijakan Pemerintah” mengatakan bahwa Desa memiliki hak asal
usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Desa perlu berkembang
menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menjadi tonggakan
negara dalam mengukur keberhasilan. Namun, KPPOD melihat bahwa desa masih
dijadikan obyek bagi pemerintah dalam menyelenggarakan negara. Ide
menghadirkan Koperasi Merah Putih misalnya, justru menempatkan desa sebagai
obyek yang tidak memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus dirinya
sendiri.

Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan STPMD “APMD” Dr. Gregorius Sahdan, M.A yang
membawakan materi: “Desa Dalam Kepungan Negara”, menyampaikan bahwa
kita perlu melihat desa dari perspektif rakyat jelata, bukan dari perspektif elite. Dari
perspektif rakyat, desa selalu dijadikan anak tiri republik, jadi korban kebijakan
pemerintah, dianggap bodoh, tidak mampu dan bahkan disingkirkan dalam proses
kebijakan publik. Sejarah republik sebenarnya adalah sejarah kontribusi desa. Ada
negara karena ada desa. Namun pemerintah dengan berbagai kebijakannya kerap
mengabaikan desa dan menganggap desa tidak memiliki kewenangan. Lima tahun
terakhir pemerintahan Jokowi, desa kerap dijadikan sebagai korban kebijakan
kementerian sektoral yang menyedot dan mengambil dana desa. Misalnya
kebijakan stunting dari Kementerian Kesehatan, BLT Dana Desa dari Kementerian
Sosial, SDGs dari Bappenas, Ketahanan Pangan dari Kementerian Pertanian,
Pendidikan Berkualitas dari Kementrian Pendidikan, menyebabkan Musyawarah
Desa (MUSDES) hanya sekedar formalitas untuk menyetujui program kementerian
sektoral yang telah membagi habis penggunaan dana desa untuk membiayai
berbagai program tersebut. Desa juga tengah dikepung oleh Koperasi Masuk Desa
yang rencananya juga diambil dari dana desa. Karena itu, masalah air bersih, listrik
desa, dan sebagainya kerap diabaikan demi memuluskan program kementerian
sektoral ini. Anehnya Menteri Desa melalui Peraturan Penggunaan Dana Desa,
memberikan jalan mulus bagi pelaksanaan program kementerian sektoral ini.

Tujuan Kuliah Umum ini adalah meningkatkan partisipasi dan kontribusi multipihak
dalam memperkuat kapasitas Desa. Kuliah umum ini dilaksanakan pada Sabtu, 15
Maret 2025 Pukul 15.00-18.WIB di Ruang M.Soetopo STPMD “APMD” yang dihadiri oleh
hampir 200 peserta pegiat desa, aktivis desa, dosen dan mahasiswa.

Dies Natalis 59 STPMD APMD

HUMAS APMD, YOGYAKARTA  – (Selasa, 20/11/24) “Memperingati Dies Natalis ke-59, STPMD “APMD” Yogyakarta Gelar Ragam Kegiatan dengan Tema “Ilmu Amaliah untuk Kemakmuran Rakyat”. Keseluruhan Rangkaian Berlangsung Selama Empat Pekan.

Kampus Desa ini baru saja merayakan Dies Natalis ke-59 di bulan November karena bertepatan pada tanggal 17 November 2024 sebagai hari jadi STPMD “APMD” Yogyakarta. Kegiatan tahunan pada kesempatan ini sebagai ketua panitia Dies Rema Marina, S.Sos, M.I.P  mengambil Tema “Ilmu Amaliah untuk Kemakmuran Rakyat” dengan harapan pada angka yang bertambah kali ini, kampus STPMD “APMD” Yogyakarta akan semakin mengedepankan ilmu yang bermanfaat untuk kemakmuran rakyat.

Rangkaian dilaksanakan dengan rentang waktu akhir bulan Oktober sampai pertengahan bulan November. Keseruan rangkaian pertama dimeriahkan dengan macam perlombaan olahraga antar mahasiswa yakni lomba futsal dan voli yang terlihat antusiasme raut kebahagiaan dseitiap mahasiswa yang mengikuti dan menonton perlombaan. Selesai dengan perlombaan, kegiatan beralih untuk warga sekitar dengan diadakannya bakti sosial dan bazar murah pakaian dan barang pantas pakai oleh IKABU, menjadikan warga sekitar turut merasakan manfaat dari akses yang terselenggara. Selanjutnya, kegiatan tahunan wajib setiap Dies Natalis yakni dengan berkunjung makam atau ziarah pendiri Yayasan Pengembangan Pendidikan Tujuh Belas Yogyakarta (YPP 17 Yogyakarta) dan pendiri STPMD “APMD” Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Wates, Sleman dan Pemakaman Girigondo, Kulonprogo sebagai tanda penghormatan dan mendoakan para pendiri kampus. Beralih rangkaian dengan kegiatan refreshing dengan jalan santai, sarapan bersama dan pembagian doorprize yang diikuti seluruh sivitas akademik, sejauh 3 kilometer mengelilingi kawasan STPMD “APMD” Yogyakarta, tentunya agar sehat bugar serta ceria.

Tentu tidak lupa sebagai kawasan akademisi juga mengadakan launching buku dan sarasehan festival gagasan sebagai komitmen dalam mengeksplorasi gagasan ilmu pengetahuan, menguatkan mazhab timoho, dan melestarikan budaya dari para dosen, disambung dengan festival pameran buku dan event lainnya untuk umum yang berkolaborasi dengan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka untuk memeriahkan rangkaian Dies Natalis ke-59. Tentunya pada penghujung rangkaian diadakan tasyakuran berdoa bersama dan pemotongan tumpeng sebagai tanda terimakasih dan ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi berkat dan rahmat atas hidupnya kampus desa ini.

Keseluruhan rangkaian kegiatan ini berakhir ditandai dengan pidato dies dan pidato kelembagaan sebagai puncak rangkaian acara Dies Natalis STPMD “APMD” yang ke-59 yang dibawakan oleh Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si selaku Kepala STPMD “APMD” Yogyakarta, beliau menyerukan bahwa komunitas akademik dan orang-orang pintar sebaiknya bukan bertindak seperti netizen yang suka omon-omon membikin kotor (kolonisasi) ruang publik, melainkan berpikir, bersikap, dan bertindak transformatif untuk rakyat, dengan spirit serupa – kampus untuk rakyat, ilmu untuk rakyat, sarjana untuk rakyat – pidato aksiologi ilmu amaliah ini belau maksudkan agar komunitas kampus Sekolah Tinggi ini melampaui (beyond) praktik akademik dan administratif, rangkaian rutinitas yang rutin, menuju tradisi Tridarma yang lebih bermakna dan bertenaga.

APMD harus terus menerus menyegarkan dan memperkuat posisi keilmuan yang tidak latah melainkan posisi yang distinctive, yang benar-benar khas dan unik secara esensial, bukan sekadar nomenklatur belaka, dengan pidato kelembagaan ini beliau berpesan  agar terus memupuk tradisi keilmuan, membuka ruang dialektika, serta mengutamakan realisme-idealisme ilmu menembus hegemoni proseduralisme akademik. Demikianlah keseluruhan rangkaian ini, sebuah refleksi dan perayaan atas perjalanan kampus selama 59 tahun.

PEMBEKALAN CALON WISUDAWAN

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” TAHUN 2024

HUMAS APMD, YOGYAKARTA (Kamis, 12/09/2024) Melalui penyelenggara Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Karier dan Pelatihan (UPT-PKP) APMD, Sekolah Tinggi Pembangunan Mayarakat Desa “APMD” kembali mengadakan pembekalan kepada calon mahasiswa yang akan wisuda bulan September ini. Pembekalan wisuda yang dilakukan berupa kegiatan pretest CPNS, pretest perangkat desa, peluang beasiswa LPDP/BU/BPI/PMDS, cara dan tips pembuatan linkedin dan CVATS, diskusi peluang kerja lulusan APMD, dan berbagi pengalaman dari peserta lolos seleksi ASN online/cara mengisi dan mengikuti seleksi ASN Online.

Acara ini dilaksanakan di ruang M.Soetopo, di hadiri oleh 135 mahasiswa calon wisudawan, dan beberapa narasumber: tim Jogja Education Center (JEC), Rema Marina, S.Sos., M.I.P, Teddy Kurniawan, S.Kom, Aulia Widya Sakina, S.Sos,. M.A, serta Ameylia Puspita Rosa Dyah Ayu Arintyas, S. Fil,. M.SC. Setelah pretest, narasumber dan peserta melakukan pembedahan soal satu persatu, calon wisudawan sangat antusias dengan mendengarkan dan ikut berpartisipasi dalam pembedahan soal tersebut.

Menurut kepala UPT-PKP “pembekalan tahun ini special karena selain pretest mahasiswa di berikan kesempatan untuk mendengarkan berbagai cerita dari narasumber yang telah menerima beasiswa dan menjadi kesempatan untuk calon wisudawan yang ingin melanjutkan pendidikannya. Bukan hanya itu mereka di beri pembekalan bagaimana cara mengisi biodata dan CV dengan baik dan benar untuk mengapply lowongan pekerjaan dan mereka mendengarkan pengalaman langsung dari narasumber yang telah mencoba ujian online tes CPNS”. (Arviani)

PENARIKAN MAHASISWA KKN

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

HUMAS APMD, YOGYAKARTA ( Senin, 9/09/24) Hari demi hari yang telah di lewati oleh mahasiswa KKN STPMD “APMD” hingga pada akhirnya 40 hari telah berlalu dan pada hari ini penarikan serentak mahasiswa KKN bersama dengan Ketua APMD, pengurus P3M, dan beberapa DPL (Dosen Pembimbing Lapangan). Acara ini di selenggarakan di Kapanewon Pajangan dan di hadiri oleh Panewu Pajangan dan jajarannya, kepala desa Triwidadi dan Guwosari, dan beberapa dukuh tempat mahasiswa tinggal selama KKN.

Berdasarkan pengalaman salah satu mahasiswa KKN Widia yang juga merupakan koordinator di kalurahan Triwidadi mengatakan “kami sangat senang dan berterimakasih kepada bapak ibu dukuh, masyarakat, perangkat desa, dan panewu telah menerima kami dengan sangat baik selama KKN. Selama 40 hari kami belajar, bergaul, bekerja, dan berdesa dengan masyarakat di padukuhan kami masing-masing tentunya banyak susah dan senang akan tetapi hal itu dapat berjalan dengan lancar karena adanya support ataupun dukungan dari masyarakat dan bapak ibu dukuh. Selama kami KKN begitu banyak pelajaran yang tidak kami dapatkan selama perkuliahan  karena ketika di lapangan teori hanya sebagai pelengkap kegiatan. Di sana kami belajar tentang budaya, pengalaman hidup, dan masih banyak lagi.” “ kami memohon maaf apabila selama kami KKN ada banyak kesalahan kata dan perbuatan, semoga nanti kelak kami bisa berkunjung dan bersilaturami lagi dengan bapak ibu.” Sambungnya

Ketua STPMD “APMD” juga mengatakan “40 hari bisa di bilang kurang untuk pengalaman berdesa tetapi cukup untuk bergaul, bermasyarakat, dan bekerja. Para mahasiswa sebentar lagi akan menjadi sarjana yang artinya peradaban sopan santun akan menjadi lebih baik. Mohon maaf pak panewu dan seluruh jajaran, dan terimakasih  atas sambutan hangat dari awal yang merupakan suatu ciri khas masyarakat desa yang keramah tamahan. Terimakasih atas seluruh fasilitasi, dan seluruh hal yang diberikan kepada kami khususnya kepada mahasiswa selama 40 hari.” “pada kesempatan ini juga kami mohon ijin mengambil kembali anak-anak kami. Dan suatu saat nanti mereka akan bernostalgia dengan wajah dan cerita yang berbeda itu tentu akan punya makna” lanjutnya.

Dalam penerimaan pak Panewu mengatakan “semoga ilmu yang telah di dapatkan selama 40 hari bisa bermanfaat di kehidupan saudara dan di terapkan di masyarakat, adek-adek KKN juga di libatkan langsung di kegiatan masyarakat baik itu di tingkat padukuhan, kalurahan dan kapanewon. Harapannya apa yang di berikan oleh mahasiswa KKN berdampak dan menjadi berkah bagi masyarakat. Semoga juga hasil dari KKN ini mempererat silahturami dan tali persaudaraan ” (Arviani)

MAGANG MBKM PKKM ISS STPMD “APMD”  2024

HUMAS APMD, YOGYAKARTA – (Kamis, 22/08/2024) “Strategic Meeting dan Penandatangan Kerjasama Kemitraan dengan Kalurahan Panggungharjo: Magang MBKM PKKM ISS 2024”. Berlokasi di Kampoeng Mataraman, Kalurahan Panggungharjo, Bantul.

Kampus STPMD “APMD” Yogyakarta melaksanakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dengan “Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) Institutional Support System (ISS) MBKM” yang bertujuan mendukung transformasi pendidikan tinggi di seluruh program studi melaui salah satu kegiatannya yakni pengalaman kerja industri dan pembelajaran langsung di tempat kerja mitra magang. Kali ini Kalurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul terpilih menjadi lokasi kemitraan atas dasar reputasi prestasi diantaranya sebagai Award 2023 yakni medali Anubhawa Sasana Desa Jagaddita (Apresiasi atas kontribusinya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat terutama terkait dengan kemudahan investasi).

Sambutan diawali oleh Dra. Widati, Lic.rer.reg., dimulai dengan sambutan hangat dan penjelasan mengenai tujuan Magang MBKM PKKM ISS 2024 yakni untuk melatih mahasiswa internership dengan mempraktekan teori yang telah didapat, mendorong pembelajaran berbasis proyek, menambah wawasan, pengembangan diri, dan berlatih problem solving, dengan harapan program magang ini terlaksana dengan baik dan bermanfaat bagi mahasiswa, selanjutnya juga berdampak pada kampus sehingga meningkatkan relevansi kurikulum, dan bagi desa mendapat mahasiswa yang terdidik untuk membantu desa.       Adanya kemitraan ini dapat bersinergi menyumbang kemajuan bangsa. Sambutan kedua dari Lurah Panggungharjo dengan harapan yang sama, lalu menjelaskan selayang pandang Kalurahan Panggungharjo dan memberikan nasihat 4 aspek yang bisa dipelajari mahasiswa yakni “Aspek Legalitas, Aspek Kelembagaan, Aspek Operasional, dan Aspek Finansial” sebagai strategi pengelolaan desa.

Pada acara inti yakni penandatanganan MoU antara STPMD “APMD” Yogyakarta diwakili oleh Dra. MC Candra RD, M.Si., dan pihak Kalurahan Panggungharjo oleh Apt. Wahyudi Anggoro Hadi, S. Farm., dengan dilanjut penyerahan mahasiswa magang yang telah terseleksi. Mahasiswa semester 5 dari Program studi Ilmu Pemerintahan berjumlah 5 mahasiswa dan Program studi Pembangunan Sosial berjumlah 6 mahasiswa. Keseluruhan mahasiswa nantinya akan terbagi di 7 lokasi yakni, Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID), PKK Kalurahan Panggungharjo, BUMDES Panggung lestari, Desa Mandiri Budaya (DMB), Badan Pelaksana Jaring Pengaman Sosial (Bapel JPS, Klinik Konsultasi Keluarga (Klik Keluarga), dan yang terakhir yakni Koperasi Warga Desa Nusantara (KWDN).  Tentunya mahasiswa tidak akan dilepas secara mandiri, akan ada dosen pembimbing lapangan Putera Perdana, S.IP., M.I.P., dari Prodi Ilmu Pemerintahan dan AuliaWidya Sakina, S.Sos., M.A., dari Prodi Pembangunan Sosial, sebagai dosen yang akan mengarahkan dan menjembatani antara mahasiswa dan mitra. Acara ini diakhiri dengan perkenalan tiap mahasiswa dan berbincang mengenai gambaran magang.(vv)

KUNJUNGAN KEGIATAN SIKLUS DESA KE 7 KALURAHAN

HUMAS APMD, YOGYAKARTA (Kamis,01/08/24) STPMD “APMD” melalui kegiatan siklus desa di hari ke-2 kali ini melakukan kunjungan ke 7 kalurahan di DIY Lokasi kunjungan kali ini berada di Kapanewon Banguntapan yang terdiri dari Kalurahan Baguntapan, Kalurahan Baturetno, Kalurahan Jagalan, Kalurahan Jambidan, Kalurahan Potorono, Kalurahan Singosaren serta di Kapanewon Depok yakni Kalurahan Condongcatur. Terakhir, dihari ketiga baru dilaksanakan pleno dan presentasi 7 kelompok yang ditiap kelompok terdiri dari 28 anggota, presentasi mengenai hasil kunjungan dimasing-masing lokasi dan terdapat luaran tugas pembuatan video kreatif yang bertopik kegiatan siklus desa. Para mahasiswa berasal dari keempat program studi S1 dan D3 yakni untuk program studi S1 terdiri dari Ilmu Pemerintahan, Ilmu Komunikasi, dan Pembangunan Sosial serta untuk program studi D3 yakni Pembangunan Masyarakat Desa. Peserta mahasiswa bahkan tidak hanya dari angakatan 2022, melainkan juga angkatan 2020 dan 2021.

Mengenai apa saja yang diperoleh para mahasiswa terhadap korelasi antara teori dihari pertama dan praktik dihari kedua kemudian dipaparkan dalam presentasi dihari ketiga. Presentasi dari ketujuh kelompok yang diwakili 3 orang secara garis besar membahas apa saja pengalaman dan pemahaman yang mereka peroleh dari desa tersebut. Terdapat kelompok yang fokus membahas tentang Laporan Pelaksanaan Pemerintaahan Desa terkait yang berisi bagaimana proses pelaporan kepala desa mengenai kinerja, pencapaian, dan tantangan selama satu periode berjalan dipemerintahan desa tersebut. Kemudian, membahas Produk Hukum dan Regulasi yang ada didesa tersebut seperti proses pembuatan regulasi desa dan produk hukum/peraturan kalurahan. Selanjutnya mengenai Pengelolaan Keuangan Desa yang berisikan siklus perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan didesa lokasi kunjungan. Setelah sesi pemaparan laporan dari teman-teman mahasiswa juga dibuka sesi diskusi tanya jawab secara kritis mengenai kondisi dan kaitan dengan pelaporan masing-masing desa tersebut.

Tidak lupa setelah sesi ini diakhiri oleh penutupan oleh Wakil Ketua III bagian kemahasiswaan STPMD “APMD” Yogyakarta yakni Tri Agus Susanto, S.Pd, M.Si., beliau mengatakan “program Pelatihan Siklus Desa ini akan memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai desa, dan perlu bangga bahwa hanya di “APMD” yang memiliki program seperti ini, mungkin ditahun depan bisa ditingkatkan berupa “kemah desa” didesa tertentu, belajar disana dengan dosen dan aparat yang datang kedesa, tetapi untuk tahun ini cukup bagus, nampak segar karena mahasiswa dengan penuh kreatifitas mengemas kegiatan ini dengan dokkumenatsi foto dan video kreatif, tentunya akan ada evaluasi dan ditinggkatkan diprogram pelatihan siklus desa selanjutnya”. Secara keseluruhan, program ini  memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam menghubungkan teori dengan praktik nyata, meningkatkan keterampilan analitis dan kemampuan berpikir kritis, kerjasama antar mahasiswa dari program studi lain, serta memperkuat semangat bidang pemerintahan dan desa. (vv)

SOSIALISASI 4 PILAR MPR-RI

HUMAS APMD, YOGYAKARTA – (Rabu, 19/06/2024) “Sosialiasi Empat Pilar MPR RI Bersama Korps Mahasiswa Ilmu Pemerintahan STPMD “APMD” Yogyakarta : Memperkokoh Pilar Persatuan Bangsa!”. Bertempat di Balroom Eastparc Hotel Yogyakarta

Sosialisasi Empat Pilar MPR RI merupakan program Majelis Permusyawaratan Rakyat bagian dari tugas dan kewajiban anggota MPR RI dan menyesuaikan wilayah daerah pemilihnya, untuk memasyarakatkan empat pilar MPR RI dan berlandaskan hukum Undang-Undang No. 17 Tahun 2014, Tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD Pasal 5 huruf a dan b, Pasal 11 huruf c yang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.13 Tahun 2013 sebagai perubahan ketiga. Hal ini bertujuan mengenalkan dan mengedukasi masyarakat mengenai empat pilar kebangsaan yang menjadi landasan negara kita berdiri. Pada kesempatan kali ini MPR RI bekerja sama dengan KOMAP STPMD “APMD Yogyakarta dalam penyelenggaran sosialisasi kali ini. 

Sambutan disampaikan oleh Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si., selaku Kepala Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta,  beliau menyampaikan “Meradikalisasi pancasila dalam arti berfikir sampai ke akar-akarnya, dengan adanya sosialisasi ini kita akan membicarakan esensi kehidupan yang terkandung dalam Empat Pilar tersebut. Ada 1 kalimat yang bisa mengkristalisasi makna Empat Pilar yakni meredeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur”. Selanjutnya sambutan kedua disampaikan oleh H. Abidin Fikri, S.H., M.H., yaitu “Realisasi pelaksanaan sosialisasi ini dikarenakan tidak hanya amandemen saja yang disosialisasikan tetapi Empat Pilar yang mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhineka Tunggal Ika juga dilaksanakan”.

Pemaparan materi dilakukan oleh keempat anggota MPR RI yang masing-masing mewakili satu pilar kebangsaan dan dimoderatori oleh Tri Agus Susanto, S.Pd, M.Si., selaku Wakil III STPMD “APMD” Yogyakarta. Urutan pemateri yang pertama H. Abidin Fikri, S.H., M.H., mewakili daerah pemilihan Jawa Timur IX; Kedua, Hj. Saniatul Lativa, S.E., M.M., mewakili daerah pemilihan Jambi; Ketiga, Saadiah Uluputty, S.T., mewakili daerah pemilihan Maluku; dan yang terakhir yaitu Ir. H. Darmansyah Husein, mewakili daerah pemilihan Kepulauan Bangka Belitung. Sosialisasi ini dihadiri tidak hanya kalangan Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan saja, melainkan Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Dosen bahkan juga ada mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya.

Apa inti dari pembahasan Sosialisasi ini?, Penamaan Pilar berarti tiang, penguat, dasar, yang pokok, atau induk. Setiap pilar memiliki fungsi, dan konteks yang berbeda. Keempat pilar ini harus dijadikan keyakinan bahwa inilah yang menjadi prinsip-prinsip moral ke Indonesiaan yang akan menuntun capaian perikehidupan. Pancasila dapat dikatakan sebagai dasar, pandangan hidup, ideologi negara, ligatur (pemersatu) dalam perikehidupan kebangsaan dan kenegaraan, dan sumber dari segala sumber hukum. Selanjutnya, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konsensus yang utamanya mengenai tujuan dan cita-cita bersama, the rule of law sebagai landasan penyelenggaraan negara, serta bentuk institusi dan prosedur ketatanegaraan. Kemudian, NKRI sebagai bentuk negara kesatuan, dalam perjalananya dikelola secara “bergotong-royong” dalam ungkapan Mohamad Hatta, dan Muhammad Yamin memaknai dapat dilangsungkan lewat prinsip dekonsentrasi dan desentralisasi (AB Kusuma, 2004), dan yang terakhir, Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara “unity in diversity, diversity in unity”, menerima dan memberi ruang hidup bagi aneka perbedaan, seperi perihal agama/keyakinan, budaya dan bahasa daerah, serta unit-unit politik tertentu sebagai warisan tradisi budaya.

Menariknya terdapat ajuan pertanyaan dari salah satu mahasiswa yang mengatakan “Memang sejalannya Empat Pilar ini akan melangsungkan kehidupan berbangsa ini sesuai kesepakatan awal, tetapi mengapa pada perjalannanya terdapat intervensi negara yang tidak berlaku adil dan dirasa mengekspoitasi daerah kami di Maluku”, pertanyaan ini kemudian ditanggapi oleh Saadiah Uluputty, S.T., dan beliaupun berasal dari Kabupaten Maluku Tengah. Beliau mengungkapkan “Apakah kita harus merdeka lagi untuk meminta kesejahteraan, apakah negara sudah berilaku adil terhadap semua daerah?, jika negara tidak bisa memenuhi hal tersebut jangan harap akan ada persatuan, siapa yang paling melanggar Pancasila? Kami para mahasiswa atau pejabat, maka dari itu salah satu tugas MPR RI ialah berbicara mengingatkan, karena negara kita bisa saja tidak berbentuk NKRI lagi karena semua akan merdeka, jadi kita harus menghayati dan kita jaga”.

Kesan pada sosialisasi Empat Pilar MPR RI memberikan pemahaman mendalam makna kemerdekaan, persatuan, kedaulatan, keadilan, dan kesejahteraan untuk Memperkokoh Pilar Persatuan Bangsa.(vv)

Workshop Pamong Kalurahan DIY

HUMAS APMD, YOGYAKARTA – (kamis, 29/02) Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” bermitra dengan P3M untuk mengadakan workshop Pamong Kalurahan Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjadi PIC acara ini adalah Pak Minardi di laksanakan pada kamis 29 ferbruari 2024 di ruangan M. Soetopo STPMD “APMD”. Dalam pembukaan ketua STPMD “APMD” mengatakan bahwa “Kita bekerja bukan berdasarkan hukum tapi bekerja atas dasar kemakmuran dan kehendak orang banyak”. Kegiatan ini dihadirkan oleh perwakilan dari 20 kalurahan yang telah bekerja sama dengan pihak kampus APMD, dalam kegiatan ini di lakukan seperti sharing dan diskusi terkait permasalahan dan kendala dalam pembuatan peraturan desa/kalurahan.

Pak Minardi selaku PIC dari workshop ini menyampaikan “Workshop ini diadakan untuk memperat silaturahmi terhadap kerja sama antara kampus dengan desa atau kalurahan yang ada di DIY, karena kita mengetahui bahwa selama ini kampus APMD telah dibantu banyak oleh kalurahan khususnya mahasiswa misalnya seperti penelitian para mahasiswa, dosen-dosen juga pengabdian dikalurahan dan melakukan penelitian di Kalurahan”.

“Kalurahan juga memberikan kepercayaan terhadap APMD tentang tes kualitas Perangkat. Jadi salah satu unit pelaksana tes perangkat perguruan tinggi di Yogyakarta yang namanya masih harum dan dipercaya di desa yang ada di DIY salah satunya STPMD APMD” Sambungnya.

Perwakilan dari Kalurahan Condongcatur Sleman Retna Ningsih sebagai dukuh mengatakan “yang kami dapatkan karena tentang penyusunan peraturan desa sebenarnya itu dominannya carik akan tetapi kami nanti kena imbasnya ketika peraturan desa sudah ada maka kami akan melaksanakannya dan itu menambah wawasan kami untuk proses, sanksi dan lain sebagainya yang bisa dilaksanakan ketika itu adalah peraturan desa”. “Dari diskusi yang ada terkait permasalahan dan solusi yang telah di bicarakan ada kemungkinan di implementasikan di kalurahan condongcatur karena disana menurut saya seperti Indonesia mini karena ada banyak kampus yang ada di kapenewon sekitar kurang lebih 25 kampus, nah disana penduduknya lumayan banyak maka permasalahannya juga akan semakin banyak mulai dari sampah, sanitasi yang cukup mengganggu apabila tidak secepatnya diselesaikan. Dari permasalahan tersebut dapat di atur dalam perdes terkait rencana kerja pemerintah, anggaran pemerintah dan lain sebagainya. Karena di kapenewon Depok lebih dominan mahasiswa ada kemungkinan saat pembuatan perdes mahasiswa di ikut sertakan misal dalam peraturan pemondokan karena di perda juga sudah ada jadi bisa di turunkan di perdes untuk yang lokal” lanjutnya.

Menurut Vina dari kalurahan Balirejo “tentang pembahasan regulasi tadi bisa menjadi dasar yang memperkuat kami dalam pembuatan peraturan desa/kalurahan. Diskusi dan hasil yang telah di laksanakan ada kemungkinan bisa di implementasikan di kalurahan apabila permasalahannya sama dan harus melihat kondisi yang terjadi di kalurahan dan berdiskusi dengan masyarakat juga”. (Arviani)

Pembekalan Calon Wisudawan

HUMAS APMD, YOGYAKARTA – Selasa (27/02/24) Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” mengadakan pembekalan terhadap calon wisudawan sebelum menjadi alumni kampus yang bertujuan untuk menyiapkan diri agar siap menghadapi realita dunia kerja atau dapat berguna sebagai penunjang bagi yang ingin melanjutkan pendidikan tingkat lanjut melalui penyelenggara Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Karier dan Pelatihan (UPT-PKP) APMD. Kegiatan ini sudah menjadi program dari STPMD “APMD” yang bekerja sama dengan UPT-PKP di laksanakan pada hari Selasa, 27 Februari 2024 di ruangan M. Soetopo.

Kegiatan ini di hadirkan oleh beberapa narasumber yang memberikan materi kepada mahasiswa calon wisudawan yakni dari Tim Jogja Education Center (JEC), Rema Marina, S.Sos., M.I.P, Teddy Kurniawan, S,Kom, Dr. Irsasri, dan Ka. UPT. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini 96 orang. Kegiatan ini berlangsung di jam 8.30 -15.00 WIB dan di bagi beberapa sesi dengan di awali oleh pembukaan dari salah satu tim JEC yang mengatakan “kegiatan ini merupakan sebuah pembekalan yang dapat digunakan pada saat ingin mencari pekerjaan di bidang pemerintahan khususnya CPNS, jadi harapannya para peserta memperhatikan dan mengikuti dengan baik”. Para calon wisudawan mengerjakan beberapa pre-test yang telah disediakan oleh pihak narasumber yang bertujuan untuk menguji kemampuan dasar para peserta, selain mengerjakan pre-test peserta, juga diberikan beberapa tips, pembedahan soal dan strategi dalam pengerjaan soal. Farid Abdul tim ahli JEC mengatakan bahwa “ dalam pengerjaan soal yang dikerjakan lebih baik TKP dan TWK dulu jangan hitung-hitungan atau TIU karena jika dikerjakan diawal maka waktu yang terbuang akan habis dan soal yang lain tidak sempat terselesaikan”.

Kepala bagian UPT-PKP “APMD” Bu Naning mengatakan bahwa “dengan adanya kegiatan pembekalan yang berlangsung ini akan membantu  calon wisudawan supaya layak untuk beraktivitas seperti mendapatkan pekerjaan yang layak, wirausaha yang berkembang baik atau sukses, memberdayakan masyarakat atau lingkungannya, serta yang mau lanjut Pendidikan” “dari yang saya sampaikan tadi ini bertujuan juga sebagai indikator kinerja utama perguruan tinggi jadi ketika saya mengisi blangko-blangko di Kemendikbud itu ada nilainya” jelasnya.

Selama proses pembakalan mahasiswa calon wisudawan memperhatikan dan menyimak dengan baik walaupun prosesnya sedikit rumit. Salah satu dari calon wisudawan Danik Apriyanti prodi D-3 Pembangunan Masyarakat Desa mengatakan “betul sekali hari ini kita mendapatkan pembekalan dari STPMD tentunya yang di pandu oleh tim dari JEC  tentu saja dilihat dari kampus kita yg bertema desa lebih memfokuskan kita dalam sistem pemerintahannya, nah dalam pre test CPNS ini juga dapat membantu mahasiswa terkait mengerjakan soal SKD karna di mana SKD ini sedikit lebih banyak menyinggung terkait pemerintah, tetapi juga tergantung pada masing masing individu ya, baik mau mengincar instansi pemerintah, BUMN, atau PPPK, selain itu juga untuk tes perangkat desa dapat membantu mahasiswa yang ingin terjun di Pemerintah Desa sebagai perangkat desa sehingga mahasiswa dapat memiliki sedikit gambaran terkait tes yang akan di laksanakan itu pun juga balik lagi ke peraturan daerah masing masing, karna tes perangkat desa diatur dalam perda masing masing daerah”. “Dalam pembekalan ini yg menarik itu kita diberi pembekalan di mana kita lihat bahwa sebentar lagi juga terdapat perekrutan CPNS, ASN, dan PPPK selama 3 gelombang yang memfokuskan fresh graduate dan di situ momen yang pas untuk membekali mahasiswa agar siap bersaing dengan dunia kerja di luar sana, sehingga saya sebagai mahasiswa benar-benar merasa diberikan bekal untuk menghadapi persaingan tersebut” lanjutnya. (Arviani)

LATIHAN KETRAMPILAN MANAJEMEN MAHASISWA (LKMM) 2024 : Membangun Soft Skills dan Kemandirian Mahasiswa di APMD

Yogyakarta, 24 Januari 2024 | Pada Rabu, 24 – 25 Januari 2024, bertempat di Ruang M.Soetopo A, B, dan Ruang Bahasa, sejumlah mahasiswa Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” mengikuti Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) yang diselenggarakan oleh kampus. Acara berlangsung mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB, melibatkan banyak pihak khususnya pelaksana dosen dan tamu undangan dari alumni masing-masing program studi di Kampus STPMD “APMD”.

Mengintip Dunia LKMM Bersama Pak Tri Agus Susanto, S.Pd.,M.Si Wakil Bidang Kemahasiswaan

Pak Tri Agus Susanto atau yang kerap disapa Pak Tas, dalam wawancaranya, menjelaskan pentingnya LKMM sebagai kegiatan yang diwajibkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk setiap perguruan tinggi. Dikatakannya bahwa mahasiswa tidak hanya perlu mendapatkan ilmu dari kurikulum yang ada, tetapi juga harus memiliki ketrampilan tambahan. LKMM dirancang untuk memberikan wawasan dan soft skills yang tidak dapat diperoleh di dalam kelas. “Tujuan utama LKMM adalah untuk meningkatkan sikap kritis mahasiswa, ketrampilan komunikasi, pola pikir prestatif, serta pengenalan dan pengembangan diri,” ujar Pak Tas (24/01). Menurutnya, seseorang bisa gagal mencapai tujuannya jika tidak dapat mengukur diri sendiri. Untuk mencapai hal ini, LKMM tidak hanya berisi ceramah, tetapi juga mencakup permainan dan aktivitas kreatif, seperti melukis wajah dan permainan kekompakan tim lainnya.

Dalam pelaksanaannya, LKMM dibagi menjadi tiga ruangan untuk menampung jumlah peserta yang cukup banyak. Materi yang disampaikan tetap sama pada setiap ruangnnya, pada akhir acara di tanggal 25 Januari 2024 akan dihadirkan alumni lulusan 2-3 tahun yang lalu yang akan menceritakan pengalaman belajar dan berkegiatan di APMD, mengikuti organisasi dan lika-liku mendapatkan pekerjaan.

Pak Tas memberikan harapan kepada mahasiswa bahwa kuliah tidak hanya berlangsung di dalam kelas. Ia mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan unit kegiatan mahasiswa sesuai minat dan bakat, menjelajahi tempat-tempat di Jogja yang dapat menambah pengetahuan, dan memanfaatkan fasilitas di APMD. Dengan begitu, mahasiswa diharapkan tidak hanya kompeten di bidangnya tetapi juga memiliki kemampuan soft skills dan

Bu Eko Yuningsih staff Unit Pelaksanaan Teknis Pengembangan Karir dan Pelatihan dalam Pelaksanaan LKMM

Bu Yuningsih, sebagai staff UPT-PKP, menjelaskan bahwa LKMM wajib dilakukan untuk memberikan wadah bagi mahasiswa untuk berlatih dalam mengembangkan kemampuan nonakademik, kemampuan diri dan bentuk refleksi diri. Dalam sesi pertama, fokus pada pengembangan sifat kritis dan pola pikir prestatif, kemudian ketrampilan berkomunikasi untuk sesi dua. Pada tanggal 25 Januari juga ada dua sesi yaitu pengenalan diri dan sesi Alumni APMD untuk berbagi pengalaman belajar dan strategi mendapatkan pekerjaan setelah lulus.

Untuk memastikan kelancaran acara, Bu Ningsih menyebutkan bahwa instruktur dan pelaksana sudah menjalani latihan sebanyak tiga kali dan dipersiapkan dengan matang. Kendala teknis, seperti mahasiswa yang terlambat datang dan masalah presensi, menjadi tantangan yang diatasi dengan cermat.

Dalam penutup acara, mahasiswa diberikan tambahan tugas berupa pembuatan video kreatif dri materi LKMM yang sudah dilakukan selama dua hari tersebut. Tugas ini diharapkan dapat menjadi ajang kreativitas dan memunculkan sisi inovatif dari setiap peserta. Mahasiswa juga didorong untuk “mempromosikan” diri mereka melalui media sosial dengan pendekatan positif. Dengan demikian, LKMM di APMD bukan sekadar kewajiban formal, tetapi sebuah langkah nyata dalam membentuk karakter, ketrampilan, dan kemandirian mahasiswa di dunia yang semakin kompleks.

Kilas Alumni dalam Acara LKMM

Dalam acara LKMM yang digelar baru-baru ini, Guntur Aditya Tegar Pamungkas, S.IP dari Bantul, hadir sebagai salah satu alumni yang sukses meniti karir sebagai pekerja sosial di Yayasan Morda Mulia. Merupakan lulusan pembangunan sosial tahun 2023, Guntur berbagi pengalaman menarik selama masa kuliahnya yang jauh dari kata monoton.

Guntur menceritakan bahwa sebagai mahasiswa, dia tidak pernah diam begitu saja dan bukanlah “mahasiswa kupu-kupu” yang hanya menunggu arahan dari kampus. Selama lima tahun, ia aktif menjadi bagian dari organisasi karang taruna. Setelah menyelesaikan perkuliahan, Guntur langsung terjun ke dunia kerja sebagai guru di SMK Kerja Sosial – Bantul, mengajar Pendidikan Advokasi Anak selama 5 bulan.

“Angkatan 2019, saya selalu berpartner dengan mbak Silvi. Berusaha aktif dalam kegiatan di kampus, mencari sendiri, membantu dosen. Basic-nya harus pandai berkomunikasi, kita harus tanggap, walaupun bukan pekerjaan kita, kita tetap melakukannya, dan sosialisasi terus ditingkatkan,” ungkap Guntur (25/01).

Guntur juga berbagi pengalamannya mengatasi kendala jarak yang jauh dalam menjalani tugasnya. Meskipun begitu, semangatnya tidak luntur dan terus menginspirasi mahasiswa saat ini. Ia memberikan motivasi agar mahasiswa mengikuti passion mereka, tidak merasa gagal, terus belajar, dan meningkatkan hubungan dengan dosen serta selalu bersedia belajar dari yang lebih berpengalaman.

“Selalu menjalin relasi dengan baik dan selalu ingin belajar lebih, tetap rendah hati,” pesan Guntur kepada mahasiswa saat ini, menciptakan momen inspiratif dalam perhelatan LKMM. (Gsn)

https://procseo.com/
https://ofwteleseryes.net
https://hotfoxbranding.com/
https://beton88play.com/
https://beton88vip.org/
https://dogplayoutdoors.com/
https://procseo.com/
https://ofwteleseryes.net
https://hotfoxbranding.com/
https://beton88play.com/
https://beton88vip.org/
https://dogplayoutdoors.com/
https://procseo.com/
https://ofwteleseryes.net
https://hotfoxbranding.com/
https://beton88play.com/
https://beton88vip.org/
https://dogplayoutdoors.com/
Open chat
Selamat datang dikampus STPMD "APMD".

Kami dari Penerimaan Mahasiswa Baru siap melayani.

Apakah ada yang bisa kami bantu?