Pembekalan Calon Alumni STPMD “APMD” Periode April 2025

HUMAS APMD, YOGYAKARTA  – (Selasa, 10/04/25) “Pembekalan Calon Alumni STPMD “APMD” Periode April 2025 Bersama UPTPKP STPMD “APMD” Yogyakarta Dengan Pelatihan Yang Menunjang Karir Masa Depan”.

Kampus STPMD “APMD” Yogyakarta mengadakan acara tahunan yakni pelepasan calon wisudawan dan wisudawati periode April 2025.  Acara yang berkolaborasi dengan Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Karir dan Penempatan Kerja (UPTPKP) STPMD “APMD” ini tidak sekedar seremonial perpisahan, melainkan pembekalan komprehensif bagi 60 mahasiswa yang siap memasuki dunia kerja atau melanjutkan studi.  Kegiatan ini dilaksanakan sebelum mereka resmi di Wisuda untuk membekali para lulusan dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan tuntutan zaman.

UPTPKP STPMD “APMD” berperan dalam mempersiapkan para calon wisudawan.  UPTPKP menyediakan berbagai layanan, mulai dari informasi lowongan kerja dan konsultasi karir hingga berbagai pelatihan praktis.  Pelatihan yang diberikan mencakup keahlian dasar seperti komputer dan Bahasa Inggris, serta keahlian spesifik seperti Siklus Desa dan pelatihan kepemimpinan (LKMM).  UPTPKP juga bermitra dengan Jogja Education Center untuk memberikan pelatihan khusus persiapan Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

Pembekalan calon wisudawan kali ini dibagi dalam tiga sesi utama.  Sesi pertama berfokus pada strategi dan pengantar Pre-Test seleksi CPNS/BUMN, Dngan bimbingan Jogja Education Center (JEC). Para mahasiswa diberikan kesempatan untuk mencoba mengerjakan soal Pre-Test Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) yang meliputi Tes Intelegensi Umum (TIU), Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP).  Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan simulasi menghadapi ujian CPNS yang sesungguhnya.

Sesi kedua memberikan informasi dan motivasi bagi calon wisudawan yang ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.  Sebagai narasumber,  Kak Iren, alumni STPMD “APMD” Prodi Ilmu Pemerintahan, sebagai  penerima Beasiswa LPDP Daerah Afirmasi yang kini melanjutkan studi Paca Sarjana Politik dan Pemerintahan di UGM, berbagi pengalaman dan tips mendapatkan beasiswa.  Ia mendorong para calon wisudawan untuk berani mengejar mimpi dan memanfaatkan berbagai peluang beasiswa yang tersedia, seperti LPDP, Beasiswa Unggulan, dan Beasiswa PBI.  “Jadikan tantangan sebagai kesempatan dan taklukkan dengan keberanianmu!” pesannya.

Sesi ketiga berfokus pada persiapan memasuki dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak memilih jalur PNS.  Dosen STPMD “APMD”, Ameylia Puspita Rosa Dyah Ayu Arintyas, S.Fil, M.Sc dan Rina Ardianti, S.Sos., memberikan arahan mengenai pembuatan linkedIn dan CV yang sesuai dengan standar ATS (Applicant Tracking System), serta peluang kerja bagi lulusan APMD.  Mereka juga berbagi tips dan strategi untuk mengikuti seleksi ASN secara online.  Ibu Ameylia memberikan pesan semangat, “Semangat yaa, jalan setelah ini masih panjang, tapi teman-teman harus selalu ingat bahwa upaya yang terbaik harus ditempuh dengan berbagai jalan, tidak hanya satu jalan.”

Di akhir acara, Kepala UPTPKP STPMD “APMD”, Ibu Eko Yuningsih, S.I.Kom.,  mengajak para wisudawan untuk tetap produktif pasca wisuda dan tak lupa untuk mengisi kuesioner Tracer Study.  Data Tracer Study ini sangat penting bagi STPMD “APMD” untuk memetakan perkembangan karir alumni dan  meningkatkan kualitas pendidikan. Adanya pembekalan yang komprehensif ini, STPMD “APMD” berharap para wisudawan siap menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan di masa depan. (VV)

Halal Bihalal STPMD APMD

HUMAS APMD, YOGYAKARTA  – (Selasa, 08/04/25) “Halal Bihalal Keluarga Besar STPMD “APMD”, Kampus Sarjana Rakyat’. Tradisi Syawalan Untuk Memperkuat Modal Sosial Dan Merawat Kepercayaan Sosial.

Momen fitri di tahun ini kembali mempertemukan elemen Civitas Akademik STPMD” APMD” dalam suasana kebersamaan melalui Halal Bihalal yang terlaksana di Ruang M. Soetopo, diisi dengan siraman rohani, ramah tamah, tentu disertai dengan pertukaran maaf penuh makna.

Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si, secara filosofi mengungkapkan pentingnya tradisi syawalan sebagai bagian integral dari budaya Jawa yang telah menjadi tradisi besar di nusantara. Beliau juga menyampaikan bahwa momen ini merupakan kesempatan untuk berbagi rezeki dan memperkuat rasa solidaritas antar anggota komunitas. “Syawalan halal bihalal itu satu paket tradisi masyarakat Jawa yang menjadi tradisi besar agung nusantara, komunitas itu sangat penting, bisa menyelamatkan rakyat ketika negara tidak hadir, seperti pada saat berbagi melalui Zakat atau THR menjadi hukum sosial/kesalehan sosial dengan berbagi, karenanya Indonesia bukan hebat karena modal dan senjata, tapi karena komunitas”. Berbagai macam kebaikan yang kita lakukan jauh lebih bermakna, karena terjadi pertemuan dunia realitas (hubungan dengan manusia) dengan spiritual (hubungan dengan tuhan), ujar  Kepala STPMD “APMD” Yogyakarta.

Lalu ditambahkan sambutan  Ir. Muhammad Barori, M.Si., yang juga menekankan pentingnya memperkuat hubungan antar anggota komunitas untuk membangun modal sosial dan merawat kepercayaan sosial. Hal ini tentu dapat memperkuat dan mempertegas hablum minannas (hubungan dengan manusia), akan melancarkan hablum minallah (hubungan dengan tuhan), sebuah kekuatan sosial/modal sosial, “Setiap momentum peristiwa pasti ada hikmahnya. Syawalan ini untuk memperkuat modal sosial dan merawat kepercayaan sosial. Marilah APMD memperkuat dan merawat hubungan ini, hingga solid demi kejayaan APMD ini,” ucap Ketua YPP-17 Yogyakarta.

Berakhirnya sambutan oleh para pimpinan, beralih ke siramahan rohani yang dibawakan oleh Ustad KH. Imam Syafi’i, S.Pd.I, MM, dengan gaya khas beliau yang menyenangkan serta mudah untuk dipahami. KH. Imam Syafi’i menuturkan 5 rumus hidup dan konsep 10 A untuk kesuksesan dalam hidup. Kelima rumus hidup bersama keluarga terdiri dari Disiplin beribadah, Nyambut gawe (bekerja), Makan Minum dengan pola sehat, Berolahraga, dan Hidup berkeluarga (atau berkomunitas). Kemudian, yang tak kalah menarik yakni konsep 10 A sebagai panduan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, yang diawali dengan kunci “Apapun yang dikerjakan harus” sebagai awal kalimat, yakni harus diniatkan ibadah, dengan semangat tinggi, dengan ilmu,  terencana dan terprogram, memiliki keberanian, banyak atau sedikitnya harus ada sarana prasarana, kerja sama yang baik,  ikhlas, dan yang kesepuluh harus fokus dan disiplin. Beliau berpesan, “Jangan berhenti menjadi orang baik, Muhasabah (introspeksi diri) dan muahadah (berbicara secukupnya yang penting-penting saja)”.

Mari bersama-sama melaksanakan pesan Halal Bihalal kali ini, sebagai langkah awal untuk mewujudkan kebaikan bersama. (VV)

Transformasi Desa Dalam Mewujudkan Kesejahteraan dan KedaulatanRakyat

Yogyakarta, 15 Maret 2025. Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) “APMD” bekerjasama dengan Ikatan
Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) dan The Indonesian Power for Democracy (IPD),
menyelenggarakan Kuliah Umum dan Buka Puasa Bersama dengan topik:
“Transformasi Desa Dalam Mewujudkan Kesejahteraan dan Kedaulatan Rakyat”. Kuliah
umum ini berangkat dari kenyataan bahwa Desa telah mengalami transformasi di
bawah UU No.6 Tahun 2014 yang kemudian di revisi menjadi UU No.3 Tahun 2024.
Namun, transformasi tersebut belum sepenuhnya menghantarkan desa ke pintu
gerbang kedaulatan dan kesejahteraan rakyat. Terdapat banyak kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah pusat yang mengebiri kedaulatan dan kesejahteraan rakyat,
seperti kebijakan penggunaan dana desa untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT),
Stunting dan sebagainya, yang membuat desa menjadi kurang berwenang dalam
mengatur dan mengurus dirinya sendiri

Kuliah umum ini menghadirkan pidato pembukaan dari Ketua Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Dr. Sutoro Eko Yunanto yang
menyampaikan materi terkait: “Transformasi Kemandirian Dan Kedaulatan Desa”.
Dr. Sutoro Eko menyampaikan dua cara pandang dalam memandang desa yang
saling kontradiksi. Pertama, cara pandang esensialisme yang memandang desa
sebagai situs keaslian bagi negara bangsa-modern. Sebagai situs keaslian, desa
menyimpan dan memberi nilai-nilai yang merupakan tradisi agung untuk
memberikan inspirasi dalam pembentukan negara-bangsa. Esensialisme
memandang desa memberi nilai dan kultur yang akan membentuk sikap politik, baik
para pemimpin maupun masyarakat dalam memandang dunia maupun
memandang negara bangsa modern yang dibentuk. Selain itu, cara pandang yang
kedua adalah modernisme yang memandang desa sebagai situs yang kolot, jadul,
kuno, miskin, bodoh dan terbelakang. Akibatnya desa terus menerus digempur
dengan modernisasi dan pembangunan-pembangunan yang diklaim membawa
pertumbuhan dan kemajuan bagi desa. Realitasnya, desa diperkosa, diperalat dan
diseret menjadi semakin tidak berdaya dan berdaulat atas dirinya sendiri. Sutoro
juga menyampaikan kegagalan negara memberdayakan dan memajukan desa
karena birokratisasi dan teknokratisasi yang begitu rigid mengepung desa dengan
berbagai macam program lintas sektoral yang membatasi kewenangan pemerintah
desa. Ketika pemerintah desa gagal menjalankan program, desa dituding tidak
punya kapasitas, SDM rendah dan sebagainya. Negara membangun sambil
merusak, memajukan sambil melemahkan desa. Inilah yang saya sebut sebagai
kontradiksi,” katanya.

Ketua Presidium Ikatan Sarjana Katolik Indonesia Luky Agung Yusgiantoro,
B.Sc,.M.Sc,.Ph.D yang menyampaikan pidato pembukaan dengan materi: “Kontribusi
dan Partisipasi Sarjana Katolik Dalam Memperkuat Kedaulatan dan Kemandirian
Desa” diwakilkan oleh Sekjen ISKA Dr. Ch. Arie Sulistiono. Dr. Ch. Arie Sulistiono
mengatakan bahwa desa merupakan pintu gerbang untuk mencapai kedaulatan
dan kesejahteraan negara. Kalau desa tidak berdaulat dan tidak sejahtera, maka itu
juga menjadi ukuran negara. Negara melalui pemerintah, mesti terus didorong untuk
meningkatkan keberpihakan terhadap desa, terutama untuk memperkuat
kewenangan dan kemandirian desa. Karena itu, dia menyambut baik kegiatan
kolaborasi bersama STPMD ‘APMD’ untuk mengupayakan desa yang lebih
berdaulat dan bermartabat. Sebagai bentuk keterlibatan orang Katolik dalam
pembangunan negara, kata dia, ISKA berkomitmen memperkuat desa, karena
ketika desa kuat negara akan maju dan berkembang. “Tidak akan ada negara maju
dan berkembang kalau desanya belum adil, makmur dan sejahtera,” ungkapnya.
Ketua Umum ISKA melalui Sekjen ISKA Dr. Ch. Arie Sulistiono juga menyampaikan
bahwa ISKA menyetujui kerjasama lanjutan dalam bentuk penerbitan buku Kajian
tentang Desa.

Setelah Pidato pembukaan dilanjutkan dengan sesi kuliah umum yang diisi oleh
Prof. Dr. Purwo Santoso, M.A dari Fisipol UGM dengan materi: Kedaulatan dan
Kesejahteraan Rakyat Untuk Siapa? Prof Dr. Purwo Santoso, M.A mengatakan
bahwa kita selalu keliru dalam memandang bahwa pembangunan desa seakanakan merupakan jerih payah pemerintah pusat, tidak dipahami bahwa
pembangunan merupakan bagian dari jerih payah rakyat yang diorkestari oleh
pemerintah. Dengan cara pandang ini, kita pun melihat bahwa kedaulatan dan
kesejahteraan rakyat merupakan jerih payah pemerintah bukan jerih payah rakyat.
Karena kedaulatan dan kesejahteraan dianggap sebagai usaha pemerintah dalam
mewujudkannya, maka rakyat sering sekali dijadikan obyek. Rakyat tidak menjadi
berdaulat, karena sering dijadikan proyek pemerintah.

Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Otonimi Daerah (KPPOD) Herman N.
Suparman yang menyampaikan materi: “Transformasi Desa Menghadapi
Perubahan Kebijakan Pemerintah” mengatakan bahwa Desa memiliki hak asal
usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Desa perlu berkembang
menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menjadi tonggakan
negara dalam mengukur keberhasilan. Namun, KPPOD melihat bahwa desa masih
dijadikan obyek bagi pemerintah dalam menyelenggarakan negara. Ide
menghadirkan Koperasi Merah Putih misalnya, justru menempatkan desa sebagai
obyek yang tidak memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus dirinya
sendiri.

Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan STPMD “APMD” Dr. Gregorius Sahdan, M.A yang
membawakan materi: “Desa Dalam Kepungan Negara”, menyampaikan bahwa
kita perlu melihat desa dari perspektif rakyat jelata, bukan dari perspektif elite. Dari
perspektif rakyat, desa selalu dijadikan anak tiri republik, jadi korban kebijakan
pemerintah, dianggap bodoh, tidak mampu dan bahkan disingkirkan dalam proses
kebijakan publik. Sejarah republik sebenarnya adalah sejarah kontribusi desa. Ada
negara karena ada desa. Namun pemerintah dengan berbagai kebijakannya kerap
mengabaikan desa dan menganggap desa tidak memiliki kewenangan. Lima tahun
terakhir pemerintahan Jokowi, desa kerap dijadikan sebagai korban kebijakan
kementerian sektoral yang menyedot dan mengambil dana desa. Misalnya
kebijakan stunting dari Kementerian Kesehatan, BLT Dana Desa dari Kementerian
Sosial, SDGs dari Bappenas, Ketahanan Pangan dari Kementerian Pertanian,
Pendidikan Berkualitas dari Kementrian Pendidikan, menyebabkan Musyawarah
Desa (MUSDES) hanya sekedar formalitas untuk menyetujui program kementerian
sektoral yang telah membagi habis penggunaan dana desa untuk membiayai
berbagai program tersebut. Desa juga tengah dikepung oleh Koperasi Masuk Desa
yang rencananya juga diambil dari dana desa. Karena itu, masalah air bersih, listrik
desa, dan sebagainya kerap diabaikan demi memuluskan program kementerian
sektoral ini. Anehnya Menteri Desa melalui Peraturan Penggunaan Dana Desa,
memberikan jalan mulus bagi pelaksanaan program kementerian sektoral ini.

Tujuan Kuliah Umum ini adalah meningkatkan partisipasi dan kontribusi multipihak
dalam memperkuat kapasitas Desa. Kuliah umum ini dilaksanakan pada Sabtu, 15
Maret 2025 Pukul 15.00-18.WIB di Ruang M.Soetopo STPMD “APMD” yang dihadiri oleh
hampir 200 peserta pegiat desa, aktivis desa, dosen dan mahasiswa.

“Kunjungan & Sinergi untuk Leapfrogging Kebijakan LLDIKTI” Oleh Kepala LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta di Kampus STPMD “APMD” Yogyakarta.

HUMAS APMD, YOGYAKARTA (Rabu, 26/02/25) “Kunjungan & Sinergi untuk Leapfrogging Kebijakan LLDIKTI” Oleh Kepala LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta di Kampus STPMD “APMD” Yogyakarta.

Pada Rabu di minggu terakhir bulan Februari, STPMD “APMD” Yogyakarta menerima tamu kunjungan dari  LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta. Adanya kunjungan dengan tujuan LLDIKTI itu sendiri untuk mengunjungi Perguruan Tinggi Swasta untuk mempererat komunikasi dan mendukung peningkatan kualitas pendidikan tinggi. Pertemuan ini mempertemukkan para tenaga pengajar Kampus Desa dengan Prof. Setyabudi Indartono, M.M., Ph.D, selaku Kepala LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta. Beliau mengantarkan pembahasan, diantaranya “Peningkatan Akreditasi-Identifikasi (permasalahan dan strategi akselerasi akreditasi institusi serta prodi), Percepatan Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen (sosialisasi Nolisasi AA dan langkah percepatan janfung dosen), dan juga Pencegahan Kekerasan Seksual di Kampus (implementasi kebijakan dan upaya menciptakan lingkungan akademik yang aman).

Prof. Setyabudi Indartono, M.M., Ph.D, selaku Kepala LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta, mengatakan, “Mari, PTS untuk tidak usah risau dan ragu, terutama diera persaingan ini, karena kita lebih baik dan utamakan untuk memperbaiki kualitas”. Maknanya dapat diartikan untuk tetap fokus menjalankan dan meraih tujuan akselerasi akreditasi, yang semula B/Baik Sekali dapat meningkat ke akreditasi A dan akreditasi A dapat meningkat ke akreditasi Unggul. Oleh karena itu, seluruh civitas kampus terutama kelembagaan dan tenaga pengajar bersama-sama merefleksikan “Jika kita ingin unggul, kita harus apa?, sudah sampai mana kita, dan apa yang belum kita raih”, dari sini muncul identifikasi gap yang terlihat lalu merencanakan berbagai program guna tercapainya kenaikan akreditasi yang berarti meningkatnya kualitas sebuah program studi dan kampus tersebut. Didukung dengan kunjungan  LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta yang mengecek update persiapan dan perjalanan STPMD “APMD” Yogyakarta, sejauh mana menemukan list gap, dan disampaikan sebagai informasi untuk dikaji dan evaluasi  LLDIKTI. Hasil temuan mengenai kekurangan akan dijadikan dasar untuk merumuskan strategi peningkatan mutu pendidikan.

Kunjungan dan sinergi ini disambut dengan pernyataan Ketua STPMD “APMD” Yogyakarta, yakni Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si, yang menyampaikan bahwasannya sudah dilaksanakan evaluasi di setiap semester melihat keberhasilan dan kendala tiap program studi, dosen, juga mahasiswa dijenjang D3, S1, serta S2. Wakil Ketua III bidang kemahasiswaan  STPMD “APMD” Yogyakarta, yakni Tri Agus Susanto, S.Pd., M.Si,. menyatakan PTS maupun PTN itu haruslah unik, keunikan yang bernilai prestasi dapat diunggulkan dan sebagai branding kampus itu sendiri. Selanjutnya Wakil Ketua I bidang akademik STPMD “APMD” Yogyakarta,oleh Dra. Widati, lic.rer.reg, memberikan informasi apa saja yang sudah dan yang akan dilaksanakan, beserta penjelasan kendala yang ditemui.

Pada akhirnya pilar perguruan tinggi itu berada pada dosen, dikarenakan masyarakat berhak mendapat layanan perguruan tinggi yang berkualitas ditandai sarana yang lengkap dari dosennya yang berkualitas yang dapat dilihat dari hasil 3 Tridharma yaki pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kewajiban dosen dengan institusi untuk memiliki Roadmap pengembangan dosen. Kunjungan ini menegaskan komitmen bersama LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta dan STPMD “APMD” Yogyakarta untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, dengan sinergi yang kuat antara perguruan tinggi dan lembaga layanan pendidikan tinggi.(vv)

Pelatihan Digital Marketing

HUMAS APMD, YOGYAKARTA – Program Studi Pembangunan Masyarakat Desa (D-III) bekerjasama dengan Independent Science Development (ISD) atau KursusApasaja dalam menyelenggarakan pelatihan Digital Marketing. Mengangkat tema “Siap menghadapi dunia kerja di era Digital”, pelatihan yang berlangsung pada 13-14 Februari 2025 di Ruang M.Sutopo STPMD “APMD” Yogyakarta ini menjadi langkah strategis dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan era digital.

Pelatihan yang diikuti oleh sekitar 20 mahasiswa ini secara resmi dibuka oleh Dra. Widati, Lic.rer.reg. selaku Wakil Ketua I STPMD “APMD”. Untuk menciptakan suasana yang kondusif dan membangun kekompakan antar peserta, acara diawali dengan sesi outbound yang dipandu oleh Kak Bowo, salah satu instruktur dari ISD. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok untuk mengikuti berbagai permainan yang dirancang khusus guna mengembangkan keterampilan kerja sama dalam tim. Dalam pelaksanaannya, pelatihan ini menghadirkan dua instruktur berpengalaman di bidang digital marketing. El Vika Mar Atul Khusna, S.T.P dari tim bidang manajemen bisnis dan digital marketing BNSP Certified ISD, serta Arif Muhammad Aziz, A.Md.Par dari Tim Bidang Marketing BNSP Certified Kemnaker RI berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka. Para peserta dibagi menjadi dua kelas untuk memastikan efektivitas pembelajaran yang optimal.

Materi yang disampaikan mencakup berbagai aspek penting dalam digital marketing, mulai dari pemahaman landscape digital, penerapan digital marketing untuk program desa, kolaborasi online dan manajemen proyek. Setelah mendapatkan pembekalan teori, peserta mendapatkan tugas praktik yang dikerjakan secara berkelompok. Tugas ini berkaitan dengan ilmu yang diperoleh dari materi-materi yang telah disampaikan oleh instruktur kemudian dipresentasikan dan didiskusikan bersama. Dra. Zulianti, M.A. Ketua Prodi Pembangunan Masyarakat Desa dalam sambutannya menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai langkah konkret mempersiapkan mahasiswa menghadapi era digital. “Pelatihan ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang strategi pemasaran digital, penggunaan media sosial secara efektif, dan analisis data untuk pengambilan keputusan bisnis,” ujarnya.

Di akhir pelatihan, seluruh peserta menerima sertifikat keikutsertaan, dengan penghargaan khusus berupa sertifikat dari Independent Science Development yang diberikan kepada lima peserta terbaik. Tidak hanya mendapat sertifikat, tiga peserta yang memenangkan Video Content Challenge terkait pengalaman selama mengikuti pelatihan “Digital Marketing” akan mendapatkan Doorprize Merchandise Eksklusif dari ISD Indonesia. Tiara, salah satu peserta, mengungkapkan apresiasinya terhadap pelatihan ini. “Pelatihan ini sangat bermanfaat apalagi semakin kesini bisa dibilang serba digital. Instrukturnya juga asik dan Gen-Z banget sehingga kami tidak canggung untuk berkomunikasi atau berkonsultasi dengan instruktur ataupun kakak-kakak dari ISD,” ujarnya.

Senada dengan Tiara, Agus Marwoto, peserta lainnya, berharap kegiatan ini dapat berlanjut. “Semoga kegiatan seperti ini bisa berlanjut karena dari kegiatan ini bisa belajar banyak seperti pembuatan caption postingan yang lebih menarik, editing video sederhana yang lebih menarik, dan masih banyak hal lain yang dapat menambah ilmu tentang digital marketing ataupun sosial media,” tuturnya. Pelatihan ini merupakan bukti nyata komitmen STPMD “APMD” Yogyakarta dalam mempersiapkan mahasiswanya menghadapi era digital, sekaligus menjadi model pembelajaran yang efektif dalam memadukan teori dan praktik di bidang digital marketing. (Skr)

Dies Natalis 59 STPMD APMD

HUMAS APMD, YOGYAKARTA  – (Selasa, 20/11/24) “Memperingati Dies Natalis ke-59, STPMD “APMD” Yogyakarta Gelar Ragam Kegiatan dengan Tema “Ilmu Amaliah untuk Kemakmuran Rakyat”. Keseluruhan Rangkaian Berlangsung Selama Empat Pekan.

Kampus Desa ini baru saja merayakan Dies Natalis ke-59 di bulan November karena bertepatan pada tanggal 17 November 2024 sebagai hari jadi STPMD “APMD” Yogyakarta. Kegiatan tahunan pada kesempatan ini sebagai ketua panitia Dies Rema Marina, S.Sos, M.I.P  mengambil Tema “Ilmu Amaliah untuk Kemakmuran Rakyat” dengan harapan pada angka yang bertambah kali ini, kampus STPMD “APMD” Yogyakarta akan semakin mengedepankan ilmu yang bermanfaat untuk kemakmuran rakyat.

Rangkaian dilaksanakan dengan rentang waktu akhir bulan Oktober sampai pertengahan bulan November. Keseruan rangkaian pertama dimeriahkan dengan macam perlombaan olahraga antar mahasiswa yakni lomba futsal dan voli yang terlihat antusiasme raut kebahagiaan dseitiap mahasiswa yang mengikuti dan menonton perlombaan. Selesai dengan perlombaan, kegiatan beralih untuk warga sekitar dengan diadakannya bakti sosial dan bazar murah pakaian dan barang pantas pakai oleh IKABU, menjadikan warga sekitar turut merasakan manfaat dari akses yang terselenggara. Selanjutnya, kegiatan tahunan wajib setiap Dies Natalis yakni dengan berkunjung makam atau ziarah pendiri Yayasan Pengembangan Pendidikan Tujuh Belas Yogyakarta (YPP 17 Yogyakarta) dan pendiri STPMD “APMD” Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Wates, Sleman dan Pemakaman Girigondo, Kulonprogo sebagai tanda penghormatan dan mendoakan para pendiri kampus. Beralih rangkaian dengan kegiatan refreshing dengan jalan santai, sarapan bersama dan pembagian doorprize yang diikuti seluruh sivitas akademik, sejauh 3 kilometer mengelilingi kawasan STPMD “APMD” Yogyakarta, tentunya agar sehat bugar serta ceria.

Tentu tidak lupa sebagai kawasan akademisi juga mengadakan launching buku dan sarasehan festival gagasan sebagai komitmen dalam mengeksplorasi gagasan ilmu pengetahuan, menguatkan mazhab timoho, dan melestarikan budaya dari para dosen, disambung dengan festival pameran buku dan event lainnya untuk umum yang berkolaborasi dengan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka untuk memeriahkan rangkaian Dies Natalis ke-59. Tentunya pada penghujung rangkaian diadakan tasyakuran berdoa bersama dan pemotongan tumpeng sebagai tanda terimakasih dan ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi berkat dan rahmat atas hidupnya kampus desa ini.

Keseluruhan rangkaian kegiatan ini berakhir ditandai dengan pidato dies dan pidato kelembagaan sebagai puncak rangkaian acara Dies Natalis STPMD “APMD” yang ke-59 yang dibawakan oleh Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si selaku Kepala STPMD “APMD” Yogyakarta, beliau menyerukan bahwa komunitas akademik dan orang-orang pintar sebaiknya bukan bertindak seperti netizen yang suka omon-omon membikin kotor (kolonisasi) ruang publik, melainkan berpikir, bersikap, dan bertindak transformatif untuk rakyat, dengan spirit serupa – kampus untuk rakyat, ilmu untuk rakyat, sarjana untuk rakyat – pidato aksiologi ilmu amaliah ini belau maksudkan agar komunitas kampus Sekolah Tinggi ini melampaui (beyond) praktik akademik dan administratif, rangkaian rutinitas yang rutin, menuju tradisi Tridarma yang lebih bermakna dan bertenaga.

APMD harus terus menerus menyegarkan dan memperkuat posisi keilmuan yang tidak latah melainkan posisi yang distinctive, yang benar-benar khas dan unik secara esensial, bukan sekadar nomenklatur belaka, dengan pidato kelembagaan ini beliau berpesan  agar terus memupuk tradisi keilmuan, membuka ruang dialektika, serta mengutamakan realisme-idealisme ilmu menembus hegemoni proseduralisme akademik. Demikianlah keseluruhan rangkaian ini, sebuah refleksi dan perayaan atas perjalanan kampus selama 59 tahun.

Seminar Nasional Relevansi dan Tantangan Komunikasi Pemberdayaan di Era Digital

HUMAS APMD, YOGYAKARTA  – (Rabu, 12/11/24) “Seminar Nasional Call for Paper : Relevansi dan Tantangan Komunikasi Pemberdayaan di Era Digital dan Launching Buku : CSR dan Pemberdayaan Masyarakat”. Diadakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi yang bertempat di Ruang M. Soetopo STPMD “APMD” Yogyakarta

Kegiatan ini menghadirkan Dr. Sutoro Eko Yunanto selaku Ketua STPMD “APMD” Yogyakarta sebagai Keynote Speaker, lalu Dr. Yulli Setyowati, M.Si., selaku Kaprodi Ilmu Komunikasi STPMD “APMD” Yogyakarta dan Prof. Dr. Widodo Muktiyo selaku Dewan Pengawas LKBN ANTARA dan Co-founder GPR Institute, keduanya sebagai pembicara. Seminar dihadiri oleh 140 peserta dari berbagai instansi dari perwakilan.

Pembukaan seminar diberi sambutan hangat oleh Dosen Ilmu Komunikasi STPMD “APMD” Yogyakarta yakni Habib Muhsin, S.Sos, M.Si yang mengatakan bahwa, Seminar Call for Paper yang diadakan dengan tema ini mengacu dengan kondisi saat ini di era distrubsi media dan teknologi yang berkembang pesat lalu berdampak pada perilaku masyarakat yang semulanya memakai media konvensional kini beralih menjadi media digital dan juga menjadi tantangan pemberdayaan”. Selanjutnya sambutan oleh Wakil Ketua I STPMD “APMD” Yogyakarta yakni Dra. Widati, Lic.rer.reg., beliau menyampaikan “Saya mewakili dengan bangga untuk kegiatan Prodi Ilmu Komunikasi yang dalam rangka Dies Natalis  STPMD “APMD” Yogyakarta ke-59, dapat mengadakan ruang penting untuk mendiskusikan tentang Relevansi dan Tantangan Komunikasi Pemberdayaan di Era Digital dan CSR dan Pemberdayaan Masyarakat, karena adanya dinamika teknologi yang cepat dapat memperkaya CSR dan strategi untuk pemberdayaan masyarakat dapat membumi di masyarakat tentunya dengan kolaborasi bersama berbagai pihak dan agar program ini menginspirasi peran komunikasi CSR dan strategi untuk pemberdayaan masyarakat”.

Pada acara inti yang pertama yakni Launching buku CSR dan Pemberdayaan Masyarakat karya Dr. Yuli Setyowati, M.Si. dan Prof. Dr. Widodo Muktiyo. Pembuatan buku ini ditujukan untuk Mahasiswa Ilmu Komunikasi STPMD “APMD” Yogyakarta sebagai bahan ajar pada mata kuliah CSR dan Komunikasi Pemberdayaan, serta tidak lupa sebagai rujukan CSR yang dapat dikembangkan untuk pemberdayaan masyarakat di Indonesia terutama di desa agar berdaya. Intisari pembahasan mengarah pada CSR dari perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab (responsibility) dan pemberdayaan untuk masyarakat dan lingkungan setempat yang bersifat berkelanjutan (sustainability) tidak hanya sementara.

Acara kedua yakni Seminar Nasional dengan tema Relevansi dan Tantangan Komunikasi Pemberdayaan di Era Digital dimoderatori oleh Tri Agus Susanto, S.Pd., M.Si., selaku Wakil Ketua III STPMD “APMD” Yogyakarta. Diawali oleh Dr. Sutoro Eko Yunanto dengan pembahasan bahwa keharusan mendudukan digital sebagai alat mempercepat dan mendukung, dikarenakan perkembangan dan segala perubahan teknologi tidak bisa ditolak persoalan positif dan negatif. Disamping itu terdapat pemberdayaan yang bisa dimaknai secara umum fasilitating (memberikan fasilitas) yang sebenarnya dikatakan dalam politik “empowerment” bukan pemberdayaan tetapi pemberkuasaan. Kita bersama dapat menggunakan media sosial dalam rangka untuk representing story telling entah untuk human achievement atau juga menghadirkan orang-orang lokal untuk advokating aspirasi atau promoting kemampuan mereka untuk pemberdayaan dengan menghadirkan kembali keunikan dan kekuatan lokal melalui cara pandangan yang instrumentalis terhadap media atau digital. Selanjutnya pemateri kedua oleh Prof. Dr. Widodo Muktiyo dengan statement bahwa Perusahaan boleh berkembang tapi masyarakat juga harus berkembang, jadi terdapat relevansi., yang sesuai dengan konsep 3P dalam CSR yakni (1) People (masyarakat, ikut menikmati); (2) Planet (Lingkungan, alam terjaga); dan (3) Profit (keuntungan, bagi perusahaan) yang tentunya tidak meninggalkan 2P sebelumnya. Peraihaan 3P tadi harus disertai dengan peran strategis komunikasi pemberdayaan sebagai oksigen dan teknologi digital sebagai supporting. Terakhir pembicara ketiga yakni Dr. Yulli Setyowati, M.Si., membicarakan mengenai posisi komunikasi di Prodi yang beliau ketuai berfokus pada komunikasi pemberdayaan dengan relevansi terhadap digital dikarenakan APMD sendiri menemui masyarakat yang tidak berani bersuara dan berkarya, jadi bagaimana dapat membuat mereka dapat menyuarakan aspirasinya dan membangun masyarakat yang mindfulness communication. Akhir kata beliau mengatakan “Tidak ada masyarakat yang tidak bisa berubah”.

Penutup keseluruhan rangkaian kegiatan berupa sesi tanya jawab bersama pemateri secara kritis dan terdapat presentasi dari para peserta yang telah mengirim karya paper di Jurnal Komunikasi Pemberdayaan dengan berbagai cakupan dan fokus diantaranya komunikasi pemberdayaan, literasi media, dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Rangkaian kegiatan ini dapat menjadi langkah untuk terus berkontribusi dalam memperkuat peran komunikasi dalam mendorong perubahan positif di masyarakat. (vv)

PEMBEKALAN CALON WISUDAWAN

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” TAHUN 2024

HUMAS APMD, YOGYAKARTA (Kamis, 12/09/2024) Melalui penyelenggara Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Karier dan Pelatihan (UPT-PKP) APMD, Sekolah Tinggi Pembangunan Mayarakat Desa “APMD” kembali mengadakan pembekalan kepada calon mahasiswa yang akan wisuda bulan September ini. Pembekalan wisuda yang dilakukan berupa kegiatan pretest CPNS, pretest perangkat desa, peluang beasiswa LPDP/BU/BPI/PMDS, cara dan tips pembuatan linkedin dan CVATS, diskusi peluang kerja lulusan APMD, dan berbagi pengalaman dari peserta lolos seleksi ASN online/cara mengisi dan mengikuti seleksi ASN Online.

Acara ini dilaksanakan di ruang M.Soetopo, di hadiri oleh 135 mahasiswa calon wisudawan, dan beberapa narasumber: tim Jogja Education Center (JEC), Rema Marina, S.Sos., M.I.P, Teddy Kurniawan, S.Kom, Aulia Widya Sakina, S.Sos,. M.A, serta Ameylia Puspita Rosa Dyah Ayu Arintyas, S. Fil,. M.SC. Setelah pretest, narasumber dan peserta melakukan pembedahan soal satu persatu, calon wisudawan sangat antusias dengan mendengarkan dan ikut berpartisipasi dalam pembedahan soal tersebut.

Menurut kepala UPT-PKP “pembekalan tahun ini special karena selain pretest mahasiswa di berikan kesempatan untuk mendengarkan berbagai cerita dari narasumber yang telah menerima beasiswa dan menjadi kesempatan untuk calon wisudawan yang ingin melanjutkan pendidikannya. Bukan hanya itu mereka di beri pembekalan bagaimana cara mengisi biodata dan CV dengan baik dan benar untuk mengapply lowongan pekerjaan dan mereka mendengarkan pengalaman langsung dari narasumber yang telah mencoba ujian online tes CPNS”. (Arviani)

PENARIKAN MAHASISWA KKN

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

HUMAS APMD, YOGYAKARTA ( Senin, 9/09/24) Hari demi hari yang telah di lewati oleh mahasiswa KKN STPMD “APMD” hingga pada akhirnya 40 hari telah berlalu dan pada hari ini penarikan serentak mahasiswa KKN bersama dengan Ketua APMD, pengurus P3M, dan beberapa DPL (Dosen Pembimbing Lapangan). Acara ini di selenggarakan di Kapanewon Pajangan dan di hadiri oleh Panewu Pajangan dan jajarannya, kepala desa Triwidadi dan Guwosari, dan beberapa dukuh tempat mahasiswa tinggal selama KKN.

Berdasarkan pengalaman salah satu mahasiswa KKN Widia yang juga merupakan koordinator di kalurahan Triwidadi mengatakan “kami sangat senang dan berterimakasih kepada bapak ibu dukuh, masyarakat, perangkat desa, dan panewu telah menerima kami dengan sangat baik selama KKN. Selama 40 hari kami belajar, bergaul, bekerja, dan berdesa dengan masyarakat di padukuhan kami masing-masing tentunya banyak susah dan senang akan tetapi hal itu dapat berjalan dengan lancar karena adanya support ataupun dukungan dari masyarakat dan bapak ibu dukuh. Selama kami KKN begitu banyak pelajaran yang tidak kami dapatkan selama perkuliahan  karena ketika di lapangan teori hanya sebagai pelengkap kegiatan. Di sana kami belajar tentang budaya, pengalaman hidup, dan masih banyak lagi.” “ kami memohon maaf apabila selama kami KKN ada banyak kesalahan kata dan perbuatan, semoga nanti kelak kami bisa berkunjung dan bersilaturami lagi dengan bapak ibu.” Sambungnya

Ketua STPMD “APMD” juga mengatakan “40 hari bisa di bilang kurang untuk pengalaman berdesa tetapi cukup untuk bergaul, bermasyarakat, dan bekerja. Para mahasiswa sebentar lagi akan menjadi sarjana yang artinya peradaban sopan santun akan menjadi lebih baik. Mohon maaf pak panewu dan seluruh jajaran, dan terimakasih  atas sambutan hangat dari awal yang merupakan suatu ciri khas masyarakat desa yang keramah tamahan. Terimakasih atas seluruh fasilitasi, dan seluruh hal yang diberikan kepada kami khususnya kepada mahasiswa selama 40 hari.” “pada kesempatan ini juga kami mohon ijin mengambil kembali anak-anak kami. Dan suatu saat nanti mereka akan bernostalgia dengan wajah dan cerita yang berbeda itu tentu akan punya makna” lanjutnya.

Dalam penerimaan pak Panewu mengatakan “semoga ilmu yang telah di dapatkan selama 40 hari bisa bermanfaat di kehidupan saudara dan di terapkan di masyarakat, adek-adek KKN juga di libatkan langsung di kegiatan masyarakat baik itu di tingkat padukuhan, kalurahan dan kapanewon. Harapannya apa yang di berikan oleh mahasiswa KKN berdampak dan menjadi berkah bagi masyarakat. Semoga juga hasil dari KKN ini mempererat silahturami dan tali persaudaraan ” (Arviani)

MAGANG MBKM PKKM ISS STPMD “APMD”  2024

HUMAS APMD, YOGYAKARTA – (Kamis, 22/08/2024) “Strategic Meeting dan Penandatangan Kerjasama Kemitraan dengan Kalurahan Panggungharjo: Magang MBKM PKKM ISS 2024”. Berlokasi di Kampoeng Mataraman, Kalurahan Panggungharjo, Bantul.

Kampus STPMD “APMD” Yogyakarta melaksanakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dengan “Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) Institutional Support System (ISS) MBKM” yang bertujuan mendukung transformasi pendidikan tinggi di seluruh program studi melaui salah satu kegiatannya yakni pengalaman kerja industri dan pembelajaran langsung di tempat kerja mitra magang. Kali ini Kalurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul terpilih menjadi lokasi kemitraan atas dasar reputasi prestasi diantaranya sebagai Award 2023 yakni medali Anubhawa Sasana Desa Jagaddita (Apresiasi atas kontribusinya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat terutama terkait dengan kemudahan investasi).

Sambutan diawali oleh Dra. Widati, Lic.rer.reg., dimulai dengan sambutan hangat dan penjelasan mengenai tujuan Magang MBKM PKKM ISS 2024 yakni untuk melatih mahasiswa internership dengan mempraktekan teori yang telah didapat, mendorong pembelajaran berbasis proyek, menambah wawasan, pengembangan diri, dan berlatih problem solving, dengan harapan program magang ini terlaksana dengan baik dan bermanfaat bagi mahasiswa, selanjutnya juga berdampak pada kampus sehingga meningkatkan relevansi kurikulum, dan bagi desa mendapat mahasiswa yang terdidik untuk membantu desa.       Adanya kemitraan ini dapat bersinergi menyumbang kemajuan bangsa. Sambutan kedua dari Lurah Panggungharjo dengan harapan yang sama, lalu menjelaskan selayang pandang Kalurahan Panggungharjo dan memberikan nasihat 4 aspek yang bisa dipelajari mahasiswa yakni “Aspek Legalitas, Aspek Kelembagaan, Aspek Operasional, dan Aspek Finansial” sebagai strategi pengelolaan desa.

Pada acara inti yakni penandatanganan MoU antara STPMD “APMD” Yogyakarta diwakili oleh Dra. MC Candra RD, M.Si., dan pihak Kalurahan Panggungharjo oleh Apt. Wahyudi Anggoro Hadi, S. Farm., dengan dilanjut penyerahan mahasiswa magang yang telah terseleksi. Mahasiswa semester 5 dari Program studi Ilmu Pemerintahan berjumlah 5 mahasiswa dan Program studi Pembangunan Sosial berjumlah 6 mahasiswa. Keseluruhan mahasiswa nantinya akan terbagi di 7 lokasi yakni, Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID), PKK Kalurahan Panggungharjo, BUMDES Panggung lestari, Desa Mandiri Budaya (DMB), Badan Pelaksana Jaring Pengaman Sosial (Bapel JPS, Klinik Konsultasi Keluarga (Klik Keluarga), dan yang terakhir yakni Koperasi Warga Desa Nusantara (KWDN).  Tentunya mahasiswa tidak akan dilepas secara mandiri, akan ada dosen pembimbing lapangan Putera Perdana, S.IP., M.I.P., dari Prodi Ilmu Pemerintahan dan AuliaWidya Sakina, S.Sos., M.A., dari Prodi Pembangunan Sosial, sebagai dosen yang akan mengarahkan dan menjembatani antara mahasiswa dan mitra. Acara ini diakhiri dengan perkenalan tiap mahasiswa dan berbincang mengenai gambaran magang.(vv)

https://procseo.com/
https://ofwteleseryes.net
https://hotfoxbranding.com/
https://beton88play.com/
https://beton88vip.org/
https://dogplayoutdoors.com/
https://procseo.com/
https://ofwteleseryes.net
https://hotfoxbranding.com/
https://beton88play.com/
https://beton88vip.org/
https://dogplayoutdoors.com/
https://procseo.com/
https://ofwteleseryes.net
https://hotfoxbranding.com/
https://beton88play.com/
https://beton88vip.org/
https://dogplayoutdoors.com/
Open chat
Selamat datang dikampus STPMD "APMD".

Kami dari Penerimaan Mahasiswa Baru siap melayani.

Apakah ada yang bisa kami bantu?