Pembekalan Calon Alumni STPMD “APMD” Periode April 2025

HUMAS APMD, YOGYAKARTA  – (Selasa, 10/04/25) “Pembekalan Calon Alumni STPMD “APMD” Periode April 2025 Bersama UPTPKP STPMD “APMD” Yogyakarta Dengan Pelatihan Yang Menunjang Karir Masa Depan”.

Kampus STPMD “APMD” Yogyakarta mengadakan acara tahunan yakni pelepasan calon wisudawan dan wisudawati periode April 2025.  Acara yang berkolaborasi dengan Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Karir dan Penempatan Kerja (UPTPKP) STPMD “APMD” ini tidak sekedar seremonial perpisahan, melainkan pembekalan komprehensif bagi 60 mahasiswa yang siap memasuki dunia kerja atau melanjutkan studi.  Kegiatan ini dilaksanakan sebelum mereka resmi di Wisuda untuk membekali para lulusan dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan tuntutan zaman.

UPTPKP STPMD “APMD” berperan dalam mempersiapkan para calon wisudawan.  UPTPKP menyediakan berbagai layanan, mulai dari informasi lowongan kerja dan konsultasi karir hingga berbagai pelatihan praktis.  Pelatihan yang diberikan mencakup keahlian dasar seperti komputer dan Bahasa Inggris, serta keahlian spesifik seperti Siklus Desa dan pelatihan kepemimpinan (LKMM).  UPTPKP juga bermitra dengan Jogja Education Center untuk memberikan pelatihan khusus persiapan Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

Pembekalan calon wisudawan kali ini dibagi dalam tiga sesi utama.  Sesi pertama berfokus pada strategi dan pengantar Pre-Test seleksi CPNS/BUMN, Dngan bimbingan Jogja Education Center (JEC). Para mahasiswa diberikan kesempatan untuk mencoba mengerjakan soal Pre-Test Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) yang meliputi Tes Intelegensi Umum (TIU), Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP).  Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan simulasi menghadapi ujian CPNS yang sesungguhnya.

Sesi kedua memberikan informasi dan motivasi bagi calon wisudawan yang ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.  Sebagai narasumber,  Kak Iren, alumni STPMD “APMD” Prodi Ilmu Pemerintahan, sebagai  penerima Beasiswa LPDP Daerah Afirmasi yang kini melanjutkan studi Paca Sarjana Politik dan Pemerintahan di UGM, berbagi pengalaman dan tips mendapatkan beasiswa.  Ia mendorong para calon wisudawan untuk berani mengejar mimpi dan memanfaatkan berbagai peluang beasiswa yang tersedia, seperti LPDP, Beasiswa Unggulan, dan Beasiswa PBI.  “Jadikan tantangan sebagai kesempatan dan taklukkan dengan keberanianmu!” pesannya.

Sesi ketiga berfokus pada persiapan memasuki dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak memilih jalur PNS.  Dosen STPMD “APMD”, Ameylia Puspita Rosa Dyah Ayu Arintyas, S.Fil, M.Sc dan Rina Ardianti, S.Sos., memberikan arahan mengenai pembuatan linkedIn dan CV yang sesuai dengan standar ATS (Applicant Tracking System), serta peluang kerja bagi lulusan APMD.  Mereka juga berbagi tips dan strategi untuk mengikuti seleksi ASN secara online.  Ibu Ameylia memberikan pesan semangat, “Semangat yaa, jalan setelah ini masih panjang, tapi teman-teman harus selalu ingat bahwa upaya yang terbaik harus ditempuh dengan berbagai jalan, tidak hanya satu jalan.”

Di akhir acara, Kepala UPTPKP STPMD “APMD”, Ibu Eko Yuningsih, S.I.Kom.,  mengajak para wisudawan untuk tetap produktif pasca wisuda dan tak lupa untuk mengisi kuesioner Tracer Study.  Data Tracer Study ini sangat penting bagi STPMD “APMD” untuk memetakan perkembangan karir alumni dan  meningkatkan kualitas pendidikan. Adanya pembekalan yang komprehensif ini, STPMD “APMD” berharap para wisudawan siap menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan di masa depan. (VV)

Halal Bihalal STPMD APMD

HUMAS APMD, YOGYAKARTA  – (Selasa, 08/04/25) “Halal Bihalal Keluarga Besar STPMD “APMD”, Kampus Sarjana Rakyat’. Tradisi Syawalan Untuk Memperkuat Modal Sosial Dan Merawat Kepercayaan Sosial.

Momen fitri di tahun ini kembali mempertemukan elemen Civitas Akademik STPMD” APMD” dalam suasana kebersamaan melalui Halal Bihalal yang terlaksana di Ruang M. Soetopo, diisi dengan siraman rohani, ramah tamah, tentu disertai dengan pertukaran maaf penuh makna.

Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si, secara filosofi mengungkapkan pentingnya tradisi syawalan sebagai bagian integral dari budaya Jawa yang telah menjadi tradisi besar di nusantara. Beliau juga menyampaikan bahwa momen ini merupakan kesempatan untuk berbagi rezeki dan memperkuat rasa solidaritas antar anggota komunitas. “Syawalan halal bihalal itu satu paket tradisi masyarakat Jawa yang menjadi tradisi besar agung nusantara, komunitas itu sangat penting, bisa menyelamatkan rakyat ketika negara tidak hadir, seperti pada saat berbagi melalui Zakat atau THR menjadi hukum sosial/kesalehan sosial dengan berbagi, karenanya Indonesia bukan hebat karena modal dan senjata, tapi karena komunitas”. Berbagai macam kebaikan yang kita lakukan jauh lebih bermakna, karena terjadi pertemuan dunia realitas (hubungan dengan manusia) dengan spiritual (hubungan dengan tuhan), ujar  Kepala STPMD “APMD” Yogyakarta.

Lalu ditambahkan sambutan  Ir. Muhammad Barori, M.Si., yang juga menekankan pentingnya memperkuat hubungan antar anggota komunitas untuk membangun modal sosial dan merawat kepercayaan sosial. Hal ini tentu dapat memperkuat dan mempertegas hablum minannas (hubungan dengan manusia), akan melancarkan hablum minallah (hubungan dengan tuhan), sebuah kekuatan sosial/modal sosial, “Setiap momentum peristiwa pasti ada hikmahnya. Syawalan ini untuk memperkuat modal sosial dan merawat kepercayaan sosial. Marilah APMD memperkuat dan merawat hubungan ini, hingga solid demi kejayaan APMD ini,” ucap Ketua YPP-17 Yogyakarta.

Berakhirnya sambutan oleh para pimpinan, beralih ke siramahan rohani yang dibawakan oleh Ustad KH. Imam Syafi’i, S.Pd.I, MM, dengan gaya khas beliau yang menyenangkan serta mudah untuk dipahami. KH. Imam Syafi’i menuturkan 5 rumus hidup dan konsep 10 A untuk kesuksesan dalam hidup. Kelima rumus hidup bersama keluarga terdiri dari Disiplin beribadah, Nyambut gawe (bekerja), Makan Minum dengan pola sehat, Berolahraga, dan Hidup berkeluarga (atau berkomunitas). Kemudian, yang tak kalah menarik yakni konsep 10 A sebagai panduan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, yang diawali dengan kunci “Apapun yang dikerjakan harus” sebagai awal kalimat, yakni harus diniatkan ibadah, dengan semangat tinggi, dengan ilmu,  terencana dan terprogram, memiliki keberanian, banyak atau sedikitnya harus ada sarana prasarana, kerja sama yang baik,  ikhlas, dan yang kesepuluh harus fokus dan disiplin. Beliau berpesan, “Jangan berhenti menjadi orang baik, Muhasabah (introspeksi diri) dan muahadah (berbicara secukupnya yang penting-penting saja)”.

Mari bersama-sama melaksanakan pesan Halal Bihalal kali ini, sebagai langkah awal untuk mewujudkan kebaikan bersama. (VV)

Transformasi Desa Dalam Mewujudkan Kesejahteraan dan KedaulatanRakyat

Yogyakarta, 15 Maret 2025. Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) “APMD” bekerjasama dengan Ikatan
Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) dan The Indonesian Power for Democracy (IPD),
menyelenggarakan Kuliah Umum dan Buka Puasa Bersama dengan topik:
“Transformasi Desa Dalam Mewujudkan Kesejahteraan dan Kedaulatan Rakyat”. Kuliah
umum ini berangkat dari kenyataan bahwa Desa telah mengalami transformasi di
bawah UU No.6 Tahun 2014 yang kemudian di revisi menjadi UU No.3 Tahun 2024.
Namun, transformasi tersebut belum sepenuhnya menghantarkan desa ke pintu
gerbang kedaulatan dan kesejahteraan rakyat. Terdapat banyak kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah pusat yang mengebiri kedaulatan dan kesejahteraan rakyat,
seperti kebijakan penggunaan dana desa untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT),
Stunting dan sebagainya, yang membuat desa menjadi kurang berwenang dalam
mengatur dan mengurus dirinya sendiri

Kuliah umum ini menghadirkan pidato pembukaan dari Ketua Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Dr. Sutoro Eko Yunanto yang
menyampaikan materi terkait: “Transformasi Kemandirian Dan Kedaulatan Desa”.
Dr. Sutoro Eko menyampaikan dua cara pandang dalam memandang desa yang
saling kontradiksi. Pertama, cara pandang esensialisme yang memandang desa
sebagai situs keaslian bagi negara bangsa-modern. Sebagai situs keaslian, desa
menyimpan dan memberi nilai-nilai yang merupakan tradisi agung untuk
memberikan inspirasi dalam pembentukan negara-bangsa. Esensialisme
memandang desa memberi nilai dan kultur yang akan membentuk sikap politik, baik
para pemimpin maupun masyarakat dalam memandang dunia maupun
memandang negara bangsa modern yang dibentuk. Selain itu, cara pandang yang
kedua adalah modernisme yang memandang desa sebagai situs yang kolot, jadul,
kuno, miskin, bodoh dan terbelakang. Akibatnya desa terus menerus digempur
dengan modernisasi dan pembangunan-pembangunan yang diklaim membawa
pertumbuhan dan kemajuan bagi desa. Realitasnya, desa diperkosa, diperalat dan
diseret menjadi semakin tidak berdaya dan berdaulat atas dirinya sendiri. Sutoro
juga menyampaikan kegagalan negara memberdayakan dan memajukan desa
karena birokratisasi dan teknokratisasi yang begitu rigid mengepung desa dengan
berbagai macam program lintas sektoral yang membatasi kewenangan pemerintah
desa. Ketika pemerintah desa gagal menjalankan program, desa dituding tidak
punya kapasitas, SDM rendah dan sebagainya. Negara membangun sambil
merusak, memajukan sambil melemahkan desa. Inilah yang saya sebut sebagai
kontradiksi,” katanya.

Ketua Presidium Ikatan Sarjana Katolik Indonesia Luky Agung Yusgiantoro,
B.Sc,.M.Sc,.Ph.D yang menyampaikan pidato pembukaan dengan materi: “Kontribusi
dan Partisipasi Sarjana Katolik Dalam Memperkuat Kedaulatan dan Kemandirian
Desa” diwakilkan oleh Sekjen ISKA Dr. Ch. Arie Sulistiono. Dr. Ch. Arie Sulistiono
mengatakan bahwa desa merupakan pintu gerbang untuk mencapai kedaulatan
dan kesejahteraan negara. Kalau desa tidak berdaulat dan tidak sejahtera, maka itu
juga menjadi ukuran negara. Negara melalui pemerintah, mesti terus didorong untuk
meningkatkan keberpihakan terhadap desa, terutama untuk memperkuat
kewenangan dan kemandirian desa. Karena itu, dia menyambut baik kegiatan
kolaborasi bersama STPMD ‘APMD’ untuk mengupayakan desa yang lebih
berdaulat dan bermartabat. Sebagai bentuk keterlibatan orang Katolik dalam
pembangunan negara, kata dia, ISKA berkomitmen memperkuat desa, karena
ketika desa kuat negara akan maju dan berkembang. “Tidak akan ada negara maju
dan berkembang kalau desanya belum adil, makmur dan sejahtera,” ungkapnya.
Ketua Umum ISKA melalui Sekjen ISKA Dr. Ch. Arie Sulistiono juga menyampaikan
bahwa ISKA menyetujui kerjasama lanjutan dalam bentuk penerbitan buku Kajian
tentang Desa.

Setelah Pidato pembukaan dilanjutkan dengan sesi kuliah umum yang diisi oleh
Prof. Dr. Purwo Santoso, M.A dari Fisipol UGM dengan materi: Kedaulatan dan
Kesejahteraan Rakyat Untuk Siapa? Prof Dr. Purwo Santoso, M.A mengatakan
bahwa kita selalu keliru dalam memandang bahwa pembangunan desa seakanakan merupakan jerih payah pemerintah pusat, tidak dipahami bahwa
pembangunan merupakan bagian dari jerih payah rakyat yang diorkestari oleh
pemerintah. Dengan cara pandang ini, kita pun melihat bahwa kedaulatan dan
kesejahteraan rakyat merupakan jerih payah pemerintah bukan jerih payah rakyat.
Karena kedaulatan dan kesejahteraan dianggap sebagai usaha pemerintah dalam
mewujudkannya, maka rakyat sering sekali dijadikan obyek. Rakyat tidak menjadi
berdaulat, karena sering dijadikan proyek pemerintah.

Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Otonimi Daerah (KPPOD) Herman N.
Suparman yang menyampaikan materi: “Transformasi Desa Menghadapi
Perubahan Kebijakan Pemerintah” mengatakan bahwa Desa memiliki hak asal
usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Desa perlu berkembang
menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menjadi tonggakan
negara dalam mengukur keberhasilan. Namun, KPPOD melihat bahwa desa masih
dijadikan obyek bagi pemerintah dalam menyelenggarakan negara. Ide
menghadirkan Koperasi Merah Putih misalnya, justru menempatkan desa sebagai
obyek yang tidak memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus dirinya
sendiri.

Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan STPMD “APMD” Dr. Gregorius Sahdan, M.A yang
membawakan materi: “Desa Dalam Kepungan Negara”, menyampaikan bahwa
kita perlu melihat desa dari perspektif rakyat jelata, bukan dari perspektif elite. Dari
perspektif rakyat, desa selalu dijadikan anak tiri republik, jadi korban kebijakan
pemerintah, dianggap bodoh, tidak mampu dan bahkan disingkirkan dalam proses
kebijakan publik. Sejarah republik sebenarnya adalah sejarah kontribusi desa. Ada
negara karena ada desa. Namun pemerintah dengan berbagai kebijakannya kerap
mengabaikan desa dan menganggap desa tidak memiliki kewenangan. Lima tahun
terakhir pemerintahan Jokowi, desa kerap dijadikan sebagai korban kebijakan
kementerian sektoral yang menyedot dan mengambil dana desa. Misalnya
kebijakan stunting dari Kementerian Kesehatan, BLT Dana Desa dari Kementerian
Sosial, SDGs dari Bappenas, Ketahanan Pangan dari Kementerian Pertanian,
Pendidikan Berkualitas dari Kementrian Pendidikan, menyebabkan Musyawarah
Desa (MUSDES) hanya sekedar formalitas untuk menyetujui program kementerian
sektoral yang telah membagi habis penggunaan dana desa untuk membiayai
berbagai program tersebut. Desa juga tengah dikepung oleh Koperasi Masuk Desa
yang rencananya juga diambil dari dana desa. Karena itu, masalah air bersih, listrik
desa, dan sebagainya kerap diabaikan demi memuluskan program kementerian
sektoral ini. Anehnya Menteri Desa melalui Peraturan Penggunaan Dana Desa,
memberikan jalan mulus bagi pelaksanaan program kementerian sektoral ini.

Tujuan Kuliah Umum ini adalah meningkatkan partisipasi dan kontribusi multipihak
dalam memperkuat kapasitas Desa. Kuliah umum ini dilaksanakan pada Sabtu, 15
Maret 2025 Pukul 15.00-18.WIB di Ruang M.Soetopo STPMD “APMD” yang dihadiri oleh
hampir 200 peserta pegiat desa, aktivis desa, dosen dan mahasiswa.

“Kunjungan & Sinergi untuk Leapfrogging Kebijakan LLDIKTI” Oleh Kepala LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta di Kampus STPMD “APMD” Yogyakarta.

HUMAS APMD, YOGYAKARTA (Rabu, 26/02/25) “Kunjungan & Sinergi untuk Leapfrogging Kebijakan LLDIKTI” Oleh Kepala LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta di Kampus STPMD “APMD” Yogyakarta.

Pada Rabu di minggu terakhir bulan Februari, STPMD “APMD” Yogyakarta menerima tamu kunjungan dari  LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta. Adanya kunjungan dengan tujuan LLDIKTI itu sendiri untuk mengunjungi Perguruan Tinggi Swasta untuk mempererat komunikasi dan mendukung peningkatan kualitas pendidikan tinggi. Pertemuan ini mempertemukkan para tenaga pengajar Kampus Desa dengan Prof. Setyabudi Indartono, M.M., Ph.D, selaku Kepala LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta. Beliau mengantarkan pembahasan, diantaranya “Peningkatan Akreditasi-Identifikasi (permasalahan dan strategi akselerasi akreditasi institusi serta prodi), Percepatan Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen (sosialisasi Nolisasi AA dan langkah percepatan janfung dosen), dan juga Pencegahan Kekerasan Seksual di Kampus (implementasi kebijakan dan upaya menciptakan lingkungan akademik yang aman).

Prof. Setyabudi Indartono, M.M., Ph.D, selaku Kepala LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta, mengatakan, “Mari, PTS untuk tidak usah risau dan ragu, terutama diera persaingan ini, karena kita lebih baik dan utamakan untuk memperbaiki kualitas”. Maknanya dapat diartikan untuk tetap fokus menjalankan dan meraih tujuan akselerasi akreditasi, yang semula B/Baik Sekali dapat meningkat ke akreditasi A dan akreditasi A dapat meningkat ke akreditasi Unggul. Oleh karena itu, seluruh civitas kampus terutama kelembagaan dan tenaga pengajar bersama-sama merefleksikan “Jika kita ingin unggul, kita harus apa?, sudah sampai mana kita, dan apa yang belum kita raih”, dari sini muncul identifikasi gap yang terlihat lalu merencanakan berbagai program guna tercapainya kenaikan akreditasi yang berarti meningkatnya kualitas sebuah program studi dan kampus tersebut. Didukung dengan kunjungan  LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta yang mengecek update persiapan dan perjalanan STPMD “APMD” Yogyakarta, sejauh mana menemukan list gap, dan disampaikan sebagai informasi untuk dikaji dan evaluasi  LLDIKTI. Hasil temuan mengenai kekurangan akan dijadikan dasar untuk merumuskan strategi peningkatan mutu pendidikan.

Kunjungan dan sinergi ini disambut dengan pernyataan Ketua STPMD “APMD” Yogyakarta, yakni Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si, yang menyampaikan bahwasannya sudah dilaksanakan evaluasi di setiap semester melihat keberhasilan dan kendala tiap program studi, dosen, juga mahasiswa dijenjang D3, S1, serta S2. Wakil Ketua III bidang kemahasiswaan  STPMD “APMD” Yogyakarta, yakni Tri Agus Susanto, S.Pd., M.Si,. menyatakan PTS maupun PTN itu haruslah unik, keunikan yang bernilai prestasi dapat diunggulkan dan sebagai branding kampus itu sendiri. Selanjutnya Wakil Ketua I bidang akademik STPMD “APMD” Yogyakarta,oleh Dra. Widati, lic.rer.reg, memberikan informasi apa saja yang sudah dan yang akan dilaksanakan, beserta penjelasan kendala yang ditemui.

Pada akhirnya pilar perguruan tinggi itu berada pada dosen, dikarenakan masyarakat berhak mendapat layanan perguruan tinggi yang berkualitas ditandai sarana yang lengkap dari dosennya yang berkualitas yang dapat dilihat dari hasil 3 Tridharma yaki pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kewajiban dosen dengan institusi untuk memiliki Roadmap pengembangan dosen. Kunjungan ini menegaskan komitmen bersama LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta dan STPMD “APMD” Yogyakarta untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, dengan sinergi yang kuat antara perguruan tinggi dan lembaga layanan pendidikan tinggi.(vv)

Pelatihan Digital Marketing

HUMAS APMD, YOGYAKARTA – Program Studi Pembangunan Masyarakat Desa (D-III) bekerjasama dengan Independent Science Development (ISD) atau KursusApasaja dalam menyelenggarakan pelatihan Digital Marketing. Mengangkat tema “Siap menghadapi dunia kerja di era Digital”, pelatihan yang berlangsung pada 13-14 Februari 2025 di Ruang M.Sutopo STPMD “APMD” Yogyakarta ini menjadi langkah strategis dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan era digital.

Pelatihan yang diikuti oleh sekitar 20 mahasiswa ini secara resmi dibuka oleh Dra. Widati, Lic.rer.reg. selaku Wakil Ketua I STPMD “APMD”. Untuk menciptakan suasana yang kondusif dan membangun kekompakan antar peserta, acara diawali dengan sesi outbound yang dipandu oleh Kak Bowo, salah satu instruktur dari ISD. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok untuk mengikuti berbagai permainan yang dirancang khusus guna mengembangkan keterampilan kerja sama dalam tim. Dalam pelaksanaannya, pelatihan ini menghadirkan dua instruktur berpengalaman di bidang digital marketing. El Vika Mar Atul Khusna, S.T.P dari tim bidang manajemen bisnis dan digital marketing BNSP Certified ISD, serta Arif Muhammad Aziz, A.Md.Par dari Tim Bidang Marketing BNSP Certified Kemnaker RI berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka. Para peserta dibagi menjadi dua kelas untuk memastikan efektivitas pembelajaran yang optimal.

Materi yang disampaikan mencakup berbagai aspek penting dalam digital marketing, mulai dari pemahaman landscape digital, penerapan digital marketing untuk program desa, kolaborasi online dan manajemen proyek. Setelah mendapatkan pembekalan teori, peserta mendapatkan tugas praktik yang dikerjakan secara berkelompok. Tugas ini berkaitan dengan ilmu yang diperoleh dari materi-materi yang telah disampaikan oleh instruktur kemudian dipresentasikan dan didiskusikan bersama. Dra. Zulianti, M.A. Ketua Prodi Pembangunan Masyarakat Desa dalam sambutannya menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai langkah konkret mempersiapkan mahasiswa menghadapi era digital. “Pelatihan ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang strategi pemasaran digital, penggunaan media sosial secara efektif, dan analisis data untuk pengambilan keputusan bisnis,” ujarnya.

Di akhir pelatihan, seluruh peserta menerima sertifikat keikutsertaan, dengan penghargaan khusus berupa sertifikat dari Independent Science Development yang diberikan kepada lima peserta terbaik. Tidak hanya mendapat sertifikat, tiga peserta yang memenangkan Video Content Challenge terkait pengalaman selama mengikuti pelatihan “Digital Marketing” akan mendapatkan Doorprize Merchandise Eksklusif dari ISD Indonesia. Tiara, salah satu peserta, mengungkapkan apresiasinya terhadap pelatihan ini. “Pelatihan ini sangat bermanfaat apalagi semakin kesini bisa dibilang serba digital. Instrukturnya juga asik dan Gen-Z banget sehingga kami tidak canggung untuk berkomunikasi atau berkonsultasi dengan instruktur ataupun kakak-kakak dari ISD,” ujarnya.

Senada dengan Tiara, Agus Marwoto, peserta lainnya, berharap kegiatan ini dapat berlanjut. “Semoga kegiatan seperti ini bisa berlanjut karena dari kegiatan ini bisa belajar banyak seperti pembuatan caption postingan yang lebih menarik, editing video sederhana yang lebih menarik, dan masih banyak hal lain yang dapat menambah ilmu tentang digital marketing ataupun sosial media,” tuturnya. Pelatihan ini merupakan bukti nyata komitmen STPMD “APMD” Yogyakarta dalam mempersiapkan mahasiswanya menghadapi era digital, sekaligus menjadi model pembelajaran yang efektif dalam memadukan teori dan praktik di bidang digital marketing. (Skr)

LPM Teropong Gelar Diskusi Buku “Memori Perempuan Berjuang Melawan Tiran” di STPMD APMD

HUMAS APMD, YOGYAKARTA – (Rabu, 14/02/2025) LPM Teropong menggelar diskusi dan bedah buku berjudul “Memori Perempuan Berjuang Melawan Tiran” di Hall STPMD APMD. Acara ini menjadi signifikan karena buku tersebut merupakan salah satu dokumentasi penting tentang perjuangan perempuan dalam melawan rezim otoriter pada masa silam.

Dalam perannya sebagai fasilitator, LPM Teropong menghadirkan tiga narasumber yang juga berkontribusi dalam karya tersebut, yaitu Erna Wati (aktivis/ entrepreneur), Siti Sumaryatiningsih (Akademik STPMD”APMD”), dan Iroy Mahyuni (Social Movement Institute). Ketiga pembicara berbagi pengalaman mereka sebagai aktivis serta memberikan pandangan mendalam tentang isi buku tersebut. Acara ini di moderatori oleh Ancik Masir yang merupakan mahasiswa aktif STPMD “APMD” yang tergabung dalam LPM Teropong APMD.

Dalam diskusi, para narasumber menekankan beberapa poin krusial yang dibahas dalam buku, diantaranya perspektif tentang perlawanan perempuan, upaya membongkar ‘dapur revolusi’ dari sayap kiri, serta dinamika politik perempuan. Mereka juga berbagi banyak pesan dan kesan mendalam terkait perjuangan yang didokumentasikan dalam buku tersebut. Seperti “Jangan pernah berhenti mencintai Tuhan” pesan yang disampaikan oleh Erna Wati seorang aktivis.

Buku ini dianggap sebagai karya penting yang mengungkap narasi sejarah perjuangan perempuan yang selama ini kurang terdokumentasi dengan baik, memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk memahami peran perempuan dalam gerakan perlawanan terhadap tirani. Buku “Memori Perempuan Berjuang Melawan Tiran” merupakan karya dokumentatif yang menghadirkan narasi perjuangan perempuan Indonesia melawan rezim otoriter. Karya ini menggali pengalaman personal sekaligus kolektif para perempuan aktivis yang berjuang pada masa ketika kebebasan berpendapat dan berorganisasi sangat dibatasi. Karya ini menggarisbawahi peran vital perempuan yang sering terlupakan dalam historiografi perlawanan politik di Indonesia. Melalui kumpulan kesaksian dan analisis, buku ini mengungkap bagaimana perempuan tidak hanya menjadi pendukung perjuangan, tetapi juga motor penggerak di balik berbagai gerakan penentangan terhadap tirani.

Salah satu keunikan buku ini yang dibahas dalam acara diskusi ini adalah pendekatan “membongkar dapur revolusi dari sayap kiri” yang menampilkan strategi dan taktik perempuan dalam mengorganisir gerakan perlawanan. Buku ini memperlihatkan bahwa perempuan memiliki metode perjuangan yang khas dan efektif, meskipun sering beroperasi dari ruang-ruang yang tidak disorot. Karya ini juga menganalisis kompleksitas politik perempuan yang harus menghadapi dua front perlawanan sekaligus: melawan rezim otoriter dan melawan struktur patriarki dalam masyarakat, bahkan terkadang dalam gerakan perlawanan itu sendiri. Ketiga narasumber membagikan pengalaman mereka menghadapi intimidasi, diskriminasi, dan persekusi.

Buku ini tidak hanya merekam peristiwa masa lalu, tetapi juga menawarkan refleksi tentang perjuangan berkelanjutan untuk kesetaraan gender dan keadilan sosial. Pengalaman para aktivis perempuan ini menjadi pembelajaran berharga tentang ketangguhan, solidaritas, dan strategi kreatif dalam menghadapi penindasan. Sebagai dokumentasi sejarah, karya ini mengisi kekosongan dalam catatan resmi perjuangan kemerdekaan dan demokratisasi Indonesia yang sering mengabaikan kontribusi perempuan. Melalui narasi yang personal dan otentik, buku ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk memahami dinamika perjuangan masa lalu dan melanjutkan perjuangan untuk Indonesia yang lebih adil dan setara.(skr)

LKMM 2025

HUMAS APMD, YOGYAKARTA  – (Rabu, 23/01/25) “Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Tahun 2025 Bekali Mahasiswa Dengan Keterampilan Manajemen”. Kegiatan Tahunan Semester Ganjil Kampus Sarjana Rakyat STPMD “APMD” Yogyakarta.

Guna membekali para mahasiswa di era globalisasi di abad 21 yang tentunya semakin kompetitif di berbagai bidang kehidupan, dengan ini UPT-PKP (Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Karir dan Pelatihan) STPMD “APMD” Yogyakarta yang memang bertugas menyelenggarakan berbagai pelatihan untuk para mahasiswa, kali ini mengadakan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM). Utamanya kegiatan ini ditujukan untuk mahasiswa agar mereka dapat bersaing dan menyesuaikan perkembangan jaman dengan kemampuan memimpin dengan cara memberikan kesempatan kepada mereka mengembangkan kemampuan manajerial. Serta membekali mahasiswa dengan kemampuan kepemimpinan dan manajerial yang sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Secara spesifik, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan manajerial, memiliki sikap tanggung jawab, kejujuran, kemandirian, dan kemampuan bekerja sama, serta jiwa kewirausahaan. Selain itu, mereka juga diharapkan memiliki orientasi pada prestasi, kemampuan berpikir ilmiah dalam praktik organisasi, kesadaran berbangsa dan bernegara, serta kompetensi yang utuh sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Adanya pelaksanaan LKMM memang agar mahasiswa selama menjalani pendidikan di perguruan tinggi tidak hanya mendapat teori di kelas, tetapi juga berlatih praktik soft skill yang pastinya berguna untuk menghadapi tantangan kehidupan perkuliahan dan dunia kerja nantinya.

dosen sebagai instruktur. Pada hari pertama, mahasiswa mendapatkan materi dan fun games, lalu di hari kedua terdapat penugasan pembuatan video berkelompok LKMM dan topik yang sudah ditentukan, sebagai bentuk penilaian. Peserta LKMM diajak untuk menggabungkan teori dan praktek pada hari pertama, dengan sesi materi yang diselingi fun games, membahas persepsi dan kesalahan berpikir. Diskusi ini kemudian berkembang ke materi sesi kedua bersama Fadjarini Sulistyowati, S.IP., M.Si, mempelajari “Keterampilan Berkomunikasi” dengan topik dasar literasi digital, mendengar aktif, dan berbicara efektif yang kemudian dilanjut dengan sesi ketiga bersama Ameylia Puspita Rosa Dyah Ayu Arintyas, S. Fil, M.Sc, memetakan materi “Pola Pikir Prestatif” seputar dasar-dasar konsep AKU (Ambisi, Kenyataan, dan Usaha) serta  Sasaran, resiko, dan konsekuensi. Terakhir di sesi keempat mendapatkan materi “Pengenalan Diri” mengenai KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), pengenalan dan pengembangan diri, yang dimentori oleh Lalu Bintang Wahyu Putra, S.S., M.A. Keseluruhan instruktur merupakan perwakilan dosen pengajar di keempat program studi jenjang S1 dan D3 yakni Ilmu Pemerintahan, Ilmu Komunikasi, Pembangunan Sosial, dan Pembangunan Masyarakat Desa. Melanjutkan kegiatan hari pertama, peserta LKMM pada hari kedua mengerjakan tugas kelompok pembuatan video kreatif dengan ketentuan isi kesesuaian topik, kreativitas, dan pemahaman materi. Pengumpulan tugas video juga akan dilombakan dengan tawaran video terbaik akan mendapatkan hadiah menarik dari UPT-PKP. Nantinya keseluruhan rangkaian kegiatan LKMM, seluruh peserta akan mendapatkan penilaian dan sertifikat sebagai bukti sudah mengikuti rangkaian LKMM.

Akhir sesi oleh Wakil Ketua III Manajemen Bidang Organisasi dan Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa, Tri Agus Susanto, S.Pd.,M.Si, berkomentar, “Kenali, temukan, kembangkan manajemen diri anda sendiri, ini berguna pada saat berkehidupan pada situasi apapun, karena jika anda pandai tidaklah cukup, karena persaingan saat ini sangat dahsyat, maka dari itu anda harus menguasai skill praktik, pengalaman, dan aktif untuk nilai plus, agar nantinya cakap dan mampu bekerja sama, senang berkolaborasi di lintas bidang”. Dengan demikian, LKMM diharapkan dapat membekali mahasiswa dengan kemampuan manajemen diri yang mumpuni untuk menghadapi persaingan global.

https://procseo.com/
https://ofwteleseryes.net
https://hotfoxbranding.com/
https://beton88play.com/
https://beton88vip.org/
https://dogplayoutdoors.com/
https://procseo.com/
https://ofwteleseryes.net
https://hotfoxbranding.com/
https://beton88play.com/
https://beton88vip.org/
https://dogplayoutdoors.com/
https://procseo.com/
https://ofwteleseryes.net
https://hotfoxbranding.com/
https://beton88play.com/
https://beton88vip.org/
https://dogplayoutdoors.com/
Open chat
Selamat datang dikampus STPMD "APMD".

Kami dari Penerimaan Mahasiswa Baru siap melayani.

Apakah ada yang bisa kami bantu?