Keteladanan, Kunci Sukses Penangan Masalah Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat
“Ing Ngarsa Sung Tuladha”, ajaran Ki Hajar Dewantara inilah yang dihayati dan dilakukan oleh Iswanto dalam upayanya mengajak masyarakat Dusun Sukunan, Banyuraden, Gamping Sleman untuk mengelola sampah di wilayahnya. Upaya mengajak masyarakat ini dimulainya dengan menerapkan pengelolaan sampah di dalam rumah tangganya sendiri, mulai dari memilah sampah, sampai dengan mendaur ulang atau mengolahnya menjadi kompos. Kegiatan pengelolaan sampah skala rumah tangga ini kemudian dikomunikasikannya kepada masyarakat, dan ternyata mendapat respons positif. Kini, Dusun Sukunan dikenal sebagai dusun yang sukses mengelola sampah secara mandiri. Hal ini diceritakan Iswanto, S.Pd. M.Kes. dari Paguyuban Sukunan Bersemi dalam seminar bertema “Pengembangan Model-Model Penanganan Masalah Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat” yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Sosiatri STPMD “APMD” Sabtu, 1 Mei 2010 di ruang seminar kampus APMD Jl. Timoho No. 317 Yogyakarta.
Selain Iswanto, hadir juga sebagai narasumber dalam seminar ini, Dra. Supartini, M.Si. dari Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta. Supartini menyampaikan kritik terhadap model pembinaan di banyak panti asuhan yang lebih mengutamakan nasihat verbal dari pada keteladanan. “ Banyak pengelola panti asuhan yang menitikberatkan pada pendidikan verbal semata, dan kurang mengedepankan praktek. Pendidikan budi pekerti jarang dilakukan melalui praktek sebagai bentuk keteladanan,” ungkapnya.
Hadir dalam seminar ini para mahasiswa, dosen, aktivis sosial, dan kala ngan pendidik. Dra. Widati, Lic.rer.reg. selaku Ketua Program Studi Ilmu Sosiatri mengungkapkan bahwa seminar yang bertema “Pemberdayaan Masyarakat” rutin digelar setiap tahun oleh Program Studi Ilmu Sosiatri STPMD “APMD” sebagai upaya mensinergikan dunia akademis dengan dengan dunia praksis; antara akademisi dengan praktisi.