Desa-desa yang tersebar di seluruh Indonesia tak hanya berkarakter pertanian, tetapi juga nelayan. Indonesia adalah negara bahari, ribuan desa kita berada di pesisir dan mayotitas penduduknya adalah nelayan. Sejalan dengan semangat bahari yang kini terus digelorakan pemerintah, STPMD “APMD” Yogyakarta mengadakan Lomba Masak Ikan Tingkat SLTA Se DIY.
Menurut Ketua STPMD “APMD” Habib Muhsin, S.Sos., M.Si., Lomba Masak Ikan yang dilaksanakan pada 20 Agustus 2015 ini adalah salah satu rangkaian acara Dies Natalis Emas STPMD “APMD” ke 50. “Ada banyak kegiatan yang dimulai pada Februari lalu dan akan berakhir pada Nopember mendatang,” kata Habib Muhsin. APMD merasa perlu ikut mempromosikan agar masyarakat kita kian gemar mengkonsumsi ikan hasil produk nelayan. Dengan lomba ini diharapkan tercipta kreasi masakan yang beragam dari bahan dasar ikan, tambah Habib Muhsin.
Lomba Masak Ikan diikuti sepuluh SMA/SMK. Menurut juri tunggal B Yogi Hantara, seorang cheff profesional yang pernah tampil pada ajang Master Cheff di RCTI, ada enam hal yang dinilai dalam lomba masak. Keenam itu adalah kreativitas, penyajian, cita rasa, higienis, ketrampilan/teknik, dan kebersihan.
Peserta lomba diberi waktu satu jam untuk memasak ditambah 30 menit untuk plating (penyajian). Mereka dengan pakaian ala cheff profesional, bebas memilih jenis ikan yang dimasak, seperti kakap, cumi, tuna, bahkan ada yang memilih lele. Pemberian nama masakan dan cara penyajian pun tak kalah seru. Para siswa SMA/SMK rupanya telah mempunyai selera seperti menyajikan di sebuah resto hotel bintang lima.
Setelah Cheff Yogi Hantara tampil memasak Ikan Dori yang disaksikan seluruh peserta lomba dan civitas akademika STPMD “APMD”. Tibalah saat yang ditunggu bagi peserta lomba, pembacaan pemenang. Dan pemenangnya adalah Juara I SMK Negeri 4 Yogyakarta (Tim Melati), Juara II SMK Negeri 6 Yogyakarta (Tim Mawar), dan Juara III SMK Negeri Yogyakarta (Tim Dahlia). Juara I mendapat piala dan uang pembinaan Rp 1 juta, Juara II piala dan Rp 750.000, dan Juara III piala dan Rp 500.000. Seluruh peserta dan guru pendamping mendapat sertifikat. (Tri Agus Susanto)