Sejak era reformasi pers di Indonesia kian bebas. Salah satu yang mengemuka di media kita, baik media utama maupun media sosial, adalah maraknya humor politik. Humor politik yang sarat kritik biasanya dalam bentuk seperti lelucon, kartun atau pun meme kini muncul setiap hari di media-media kita.
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi STPMD “APMD” Yogyakarta, Tri Agus Susanto S.Pd., M.Si, mendapat hibah penelitian dari Literarisches Colloquium Berlin (LBC) Jerman. Proposal Tri Agus Susanto terpilih bersama 17 proposal lainnya dari sekitar 218 proposal yang mengajukan dari beberapa negara. Tri Agus Susanto mengajukan proposal “Comparing political humor in Germany and Indonesia”.
Dosen Komunikasi Politik dan Jurnalistik itu akan meneliti di Jerman sekitar sebulan pada September 2018 mendatang. Ia akan meneliti di Berlin dan beberapa kota bekas Jerman Timur. Humor politik yang ingin dibandingkan adalah Jerman pada era sebelum bersatu dan Indonesia saat masih Orde Baru. Hasil dari penelitian itu akan diterbitkan dalam sebuah buku non fiksi. Tri Agus Susanto selama ini memang menekuni humor. Beberapa buku yang telah diterbitkan antara lain Mati Ketawa Cara Timor Leste (Solidamor, 2001), GAM, Gerr Aceh Merdeka (Garba Budaya, 2003), Senyum Dikulum Tsunami (Aceh Development Fund, 2006), Ensiklopedi Politik Indonesia (Leutika, 2010), dan Merapi Tak Pernah Ingkari Monarki (Geram, 2011)