HUMAS APMD, YOGYAKARTA Libur lebaran 2024 telah usai, dan saatnya kembali ke rutinitas semula. Sejumlah kampus menggelar halal bihalal seperti yang dilaksanakan STPMD APMD. Halal bihalal dilaksanakan pada tgl 16 April 2024 di hall Ganesha yang menjadi momentum seluruh keluarga besar STPMD “APMD” untuk bersilahturahmi dan saling maaf memaafkan di hari yg suci. Halal bihalal ini dihadiri beberapa tokoh pendiri dan yayasan APMD, alumni, para dosen, karyawan serta beberapa perwakilan mahasiswa HMJ maupun UKM.
Halal bihalal merupakan tradisi Indonesia yang di laksanakan usia Idul Fitri untuk saling memaafkan lahir bathin kepada sanak saudara. Dalam pembukaan Ketua STPMD “APMD” Sutoro Eko Yunanto mengatakan “Idul Fitri tahun ini kita merayakannya secara bersama-sama, kita patut menyukuri hal itu. Idul Fitri biasanya membawa berkah pada kehidupan orang, dan mempunyai spirit yakni: Lebar, Lebur, Labur, Libur, Luber. Saya secara pribadi mohon maaf yo salah yo elek salah dan kejelekan yang di perbuat semoga Allah SW Ridho memberikan berkah bagi kita semua”
“Syawalan menjadi sebuah tradisi yg senantiasa dilakukan di mana saja, bahwa syawalan ini sebuah proses kearah naik kelas untuk kita semua baik secara spritual dan intelektual, jadikan syawalan ini menjadi kita naik kelas, meniatkan individu kekeluargaan dan syarat secara akademik kita terus melakukan pembelajaran inovasi-inovasi dalam kejayaan APMD. Catatan kita untuk keluar dari kemiskinan dan belenggu yg tidak baik-baik saja ini, mari kita berikhtiar untuk bisa naik kelas baik secara akademik ataupun pembelajaran lainnya. Jadi kelembagaan ini tidak bisa naik kelas kalo hanya perindividu. sekali lagi terus bersemangat terus berinovasi di APMD dimasa mendatang” Ucap ketua yayasan Ir Muh Barori.
Halal bihalal dilaksanakan pertama sekali di Kraton Surakata oleh Mangkunegara I atau pangeran Sambernyawa dengan tradisi yakni sungkeman. Dari aspek teologis sesungguhnya manusia itu diciptakan tiada lain untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah. Bagaimana manusia itu sempurna harus juga menjadi anugerah bagi manusia yang lain, tidak sempurana iman seorang muslim sehingga ia mengasihi saudaranya seperti ia mengasihi dirinya sendiri. Dalam konteks agama saling memafkan ini kita melihat bagaimana lebih mulia orang yg memberi maaf karena menjadi manusia pemaaf itu begitu beratnya.” “Semoga STPMD “APMD” menjadi perguruan yang membawa berkah dan semoga sesama karyawan, civitas akademika dapat menjaga hubungan antar sesama” ucap Ustad Okto sekaligus alumni Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”. (Arviani, Nia)