Pendidikan Vokasi Diperluas Hingga S-3

JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan membuka pendidikan vokasi atau kejuruan hingga di perguruan tinggi.

Mendikbud Mohammad Nuh berkata, pendidikan vokasi tidak boleh berhenti hingga SMK. Karena itu, Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud diperintahkan untuk menyusun Rancangan Undang-Undang Perguruan Tinggi (RUUPT) untuk menambahkan program vokasi hingga magister (S-2) dan doktor terapan (S-3). Nuh menerangkan, sebelumnya jenjang pendidikan vokasi di Indonesia sebatas community college (komunitas akademik) dan politeknik. Namun, lanjut Nuh, aturan yang baru mendatang bisa memberikan kesempatan bagi anak didik SMK untuk mendapat gelar akademik yang lebih tinggi.

“Potensi anak SMK ini sayang sekali jika dibiarkan sampai di sini saja. Maka, kita beri kesempatan mereka berkreasi dengan ilmu lebih tinggi,” ujar Nuh saat membuka Lomba Kompetisi Siswa SMK (LKS SMK) Ke-20 di Jakarta, kemarin.

Melalui kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) juga dimungkinkan bagi orang yang punya profesionalitas seperti orang yang berpendidikan hingga S-2 atau S-3 bisa diekuivalenkan setara dengan S-2 dan S-3. Dengan demikian, terang mantan Menkominfo ini, tidak ada diskriminasi antara pendidikan vokasi dengan pendidikan akademik.

Nuh menyatakan, untuk menjaring siswa yang berprestasi, pemerintah menggelar LKS SMK. LKS bertujuan mengadu kemampuan siswa SMK dalam 50 bidang kejuruan. Mendikbud mengimbuhkan, LKS juga untuk menanamkan dua hal yakni membangun tradisi dan budaya berprestasi melalui kompetisi. Selain itu, melalui LKS juga bisa melihat keunggulan SMK yang satu dengan yang lainnya, serta melihat apa yang dibutuhkan di dunia kerja.

Dirjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan, LKS SMK ke-20 ini digelar di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung. Pesertanya mencapai 992 siswa. Namun, lanjut Hamid, para pemenang LKS SMK ini akan dilatih secara khusus untuk dapat mengikuti World Skill Competition (WSC) di Jerman pada 2013. Ajang WSC tersebut merupakan lomba yang digelar dua tahun sekali dan diikuti puluhan negara dari seluruh dunia.

“Mudah-mudahan peringkat Indonesia semakin membaik. Pada 2011 Indonesia mendapat rangking ke-16 dari sebelumnya yang hanya meraih rangking ke-21. Tahun depan Indonesia rangkingnya harus membaik,” tandasnya.

Hamid menerangkan, 992 siswa SMK yang menjadi peserta lomba akan didampingi oleh beberapa mitra industri, asosiasi industri, 66 delegasi teknik, dan para guru. Dengan digelarnya LKS tahun ini diharapkan benar-benar menjadi sarana untuk menyemangati generasi emas bangsa yang semakin kompetitif dan manusia berkarakter. Dia menjelaskan, LKS positif untuk menciptakan generasi yang memiliki inovasi, kompetitif, dan karakter sehingga akan dilaksanakan setiap tahun. (neneng zubaidah/koran si)(//rfa)

sumber : Okezone.com.